Pagi ini aku beraktivitas seperti biasa, membersihkan rumah lalu bersiap ke kampus. Jam tujuh, aku sudah siap, tapi Abyan masih berbaring di kasur. Aneh, padahal hari ini ada kelasnya. Aku membangunkannya. Kuguncangkan tubuhnya yang tertutup selimut hingga dada, tapi dia diam saja, tubuhnya bergetar. "Mas, mas Abi kenapa?" Kuraba keningnya, panas sekali. Dia demam. Aku kebingungan."Mas Abi sakit ya, panas banget, saya anter ke dokter ya, atau Mas Abi punya dokter langganan yang biasa dipanggil?" "Nggak usah," jawabnya lirih setengah berbisik.Aku mondar-mandir, mencari baskom dan diisi air hangat untuk mengompresnya, setelah itu aku membuatkan dia bubur. "Makan dulu ya, Mas." Aku membantunya duduk, lalu menyuapinya perlahan. Dia menurut dan memakan buburnya hingga separuh."Mau periksa aja, Mas. Kita ke dokter ya, Mas Abi pucet banget, atau aku beliin obat di apotek aja ya," ucapku setelah meletakkan mangkok di atas nakas. Dia menggeleng, wajah pucatnya dipaksa tersenyum."Nggak
Last Updated : 2025-09-17 Read more