“Kamu sudah balik?” Abyan tersenyum menatapku. Duh, kenapa jadi deg-degan begini ya. Ini tidak sesuai skenario. Kan seharusnya aku keluar sebelum dia masuk, malah kepergok, jadi kaya maling, kan.“Eng ... I-iya, Mas. Itu ... Ada oleh-oleh dari Mamak,” ucapku canggung. “Oh, iya,terima kasih banyak.” Dia masih menatapku lekat. Ya ampun, kok tambah ganteng ya suamiku. Haish, tahan, Bila ... Tahan, jangan khilaf.“Yaudah, saya pamit, Mas.” Aku segera melewatinya takut benar-benar khilaf. Laki-laki itu benar-benar meresahkan.“Wiih, mahasiswa teladan nih tumben, biasanya telat an.” Devi dan Pinkan datang. Mereka langsung duduk di dekatku. Aku tidak menanggapi mereka, langsung mencari kesibukan membuka buku. ..“Dipanggil, Pak Abyan suruh ke ruangannya.” Seseorang menemuiku saat sedang istirahat di kantin. “Ciee, ada yang mau melepas rindu.” Pinkan berseru, sambil gelendotan di lengan Devi. Persis kaya anak sama emak.“Dah buruan sana, mumpung masih sepi, kali aja bisa dua ronde.” Kini
Last Updated : 2025-10-05 Read more