Pagi itu matahari Jakarta belum sepenuhnya muncul, tetapi warna jingga sudah merayap ke balik tirai tebal di kamar rawat Doni Kesuma. Lampu-lampu rumah sakit masih menyala temaram, memberikan ketenangan sebelum kesibukan siang datang mengetuk.Keinarra terbangun lebih dulu.Dia mengedip pelan, merasakan berat selimut yang tadi malam diselimuti Reyhan dengan penuh perhatian. Saat ia bangun, hal pertama yang dilihatnya adalah ayahnya—yang untuk pertama kalinya sejak lama, menatap dunia dengan mata jernih dan sadar, bukan dari balik awan koma.“Ayah… sudah bangun?” suara Keinarra masih serak tidur.Doni mengangguk pelan, wajahnya tampak lebih segar pagi ini. “Sudah. Kamu tidur pulas, Kei.”Keinarra tersenyum lembut, lalu menoleh ke arah kursi di dekat jendela—kursi tempat Reyhan duduk semalaman.Reyhan masih tertidur, kepala sedikit menunduk, lengan terlipat, dan kemeja kerjanya kusut namun tetap terlihat rapi untuk ukuran seseorang yang jelas tidak tidur nyaman semalam. Cahaya mat
Last Updated : 2025-11-20 Read more