MHN Group siang itu seperti gedung yang sedang diterpa badai—bukan badai angin, tapi badai rumor, spekulasi, dan ketakutan.Di lantai 59, pintu lift terbuka dengan bunyi singkat.Reyhan keluar dari dalamnya.Tidak ada jas formal—hanya kemeja hitam dengan kancing atas terbuka, rambut sedikit kusut, dan aura gelap yang membuat semua orang otomatis menyingkir.Argo yang sudah menunggu langsung menghampiri.“Tuan… berita sudah menyebar ke seluruh media. Tim PR kewalahan. Para komisaris meminta penjelasan. Mereka sedang berkumpul di ruang rapat.”Reyhan tidak menjawab.Kakinya melanjutkan langkah panjang, cepat, teratur—seperti pria yang sedang menahan amarah setingkat neraka.“Tuan,” Argo memanggil lagi, kali ini dengan suara lebih pelan. “Nyonya… apakah beliau baik-baik saja?”Setelah mendengar itu, akhirnya langkah Reyhan berhenti.Ia menoleh.Matanya masih gelap, namun suara yang keluar tetap tenang meski penuh ancaman halus.“Dia ketakutan, Argo. Dan itu karena kesalahan s
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-24 อ่านเพิ่มเติม