All Chapters of Sistem Keberuntungan Tanpa Batas: Chapter 31 - Chapter 40

Tidak lama setelah dokter wanita masuk, ibu Jeffrey dibawa menuju ruang bedah. Tentu saja hal itu membuat Jeffrey semakin cemas. Ia yang tidak tahu tentang apa yang akan dilakukan tim medis, bertanya pada Eric mau dibawa kemana ibunya.“Ibumu akan mendapat perawatan yang lebih baik. Kamu ingin ia lekas bangus ‘kan? Ayo, kita susul ibumu.” Eric berdiri dan mengulurkan tangannya. Jeffrey mengangguk dan menggandeng tangan Eric, mengikuti arah sang ibu dibawa pergi.Mereka menunggu proses operasi di depan ruangan. Eric bersyukur karena Jeffrey belum bisa membaca. Jika anak itu tahu ibunya dibawa ke ruang operasi, Eric yakin ia pasti akan meraung dan menjerit, meratapi ibunya. Jantung Eric berdetak tak karuan, tetapi ia berusaha terlihat tenang agar Jeffrey tidak khawatir. Ia mengajak Jeffrey berbincang tentang apa saja; mulai dari menyoal keluarga Jeffrey, soal kartun, makanan kesukaan, hobi, tokoh idola, dan berbagai pertanyaan random seputar pengetahuan alam khas anak-anak dengan rasa

[Tidak, Tuan. Anda berhak mendapatkan hadiah atas ketulusan dalam menyelamatkan nyawa orang lain. System sangat mengapresiasi kebaikan Host!]Eric bergeming. Kemudian sebuah senyum terbit di wajahnya. Ternyata rumah mewah di area Kingsley Harrington itu bukanlah isi dari Fragment Keberuntungan, melainkan pemberian lain lantaran ia menolong Jeffrey dan ibunya. Padahal Eric melakukan itu atas dasar rasa kemanusiaan saja, tanpa membayangkan akan mendapatkan imbalan apapun.“Wow, itu mengagumkan. Artinya, aku akan mendapat hadiah luar biasa lainnya! Keren!”[Tentu, Tuan. Hadiah menarik dari Fragment Keberuntungan sudah menanti! Segera tuntaskan misi]“Baiklah!”Eric berdiri, bersemangat pergi ke kantor polisi. Setelah urusan itu selesai, ia akan mengajak Chloe untuk makan malam bersama. Sebelum pergi, Eric masuk kembali ke ruang inap Natalie untuk memberikan sejumlah uang sebagai pegangan, kalau-kalau ada sesuatu yang mesti dibeli ketika ia tidak ada di sana.“Suster, tolong jaga mereka.

Wanita cantik yang berada satu meja dengan pria yang berteriak pada Eric terbelalak. Wajahnya mulai dihinggapi kecemasan karena tidak mengira akan bertemu dengan Eric di Triple-S.“Edward, kenapa kamu berteriak?” tanyanya dengan kening berkerut.Sangat tidak terduga bahwa Eric dan Chloe mengunjungi restoran yang sama dengan Violet dan tunangannya. Pertemuan itu jelas membuat Violet cemas sebab terakhir kali pertemuan Edward dengan Eric diselimuti ketegangan akibat insiden tabrakan.“Tenanglah, aku tidak bermaksud buruk, hanya berusaha menjadi orang yang ramah.” Edward tersenyum licik.Violet menggeleng. Ia mengenal tunangannya lebih dari orang lain. Tidak ingin keributan terjadi, ia mencoba mengajak Edward untuk pergi dari restoran itu. “Sepertinya makan sushi, enak. Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke restoran Jepang langgananku?”“Hei, ada apa, Sayang? Kita baru saja memesan makanan di sini. Pasti pelayan akan bingung jika datang membawa pesanan kita, sedang kita telah pergi. Rel

Eric tersenyum tipis. Sebetulnya misi kecil yang baru saja diberikan System, tidak terduga olehnya.Sebelum ini, melihat perangai Chloe yang membaik, Eric sempat berpikir untuk memberi kesempatan pada gadis itu sekadar seminggu atau dua minggu menjadi kekasihnya. Selebihnya ia akan melihat dan menilai apakah wanita itu layak mendapat kesempatan lagi atau tidak.Hanya saja, setelah mendengar berbagai keuntungan yang dipaparkan Chloe jika menjadi pacarnya nanti, justru membuat Eric semakin mantap untuk tidak memperpanjang urusan mereka.Jelas, mini misi akan menjadi tugas mudah untuk Eric. Selain karena sejak awal ia memang tidak tertarik pada Chloe, wanita itu juga menerangkan bahwa ia tidak pantas dikasihani. Eric tidak akan ragu atau segan untuk mencampakkan Chloe."Eric?" Chloe memanggil dengan senyuman lebar di wajah. Ia salah sangka. Senyum tipis Eric dikira sebagai sinyal bahwa ungkapan cintanya akan diterima."Ya," sahut Eric dengan wajah santai."Katakan padaku, kamu mau 'kan

"Hai! Kamu... di sini?" tanya Violet dengan ekspresi terkejut sekaligus senang.Eric tersenyum sambil mengusap rambutnya ke belakang, "Ya, kita bertemu lagi."Melihat interaksi tersebut, Dokter Marry mendekat dengan tergesa. "Kalian sudah saling kenal?" tanyanya bersemangat.Violet masuk ke ruangan untuk memeluk ibunya. Ia menunjuk Eric dan menjawab, "Ini penjual es krim yang pernah aku ceritakan padamu, Ibu."Dokter Marry membuka mulut lebar-lebar. Apa yang dikatakan putrinya terdengar sumbang sebab fakta yang ia tahu adalah Eric seorang pemuda kaya raya berhati mulia. Mobil mewah Eric yang pernah ia lihat, juga kesanggupan Eric dalam melunasi semua tagihan biaya rumah sakit Natalie tanpa kesulitan, sudah cukup menerangkan kemampuan finansial pemuda itu.Tapi, berdasarkan cerita tentang penjual es krim dari putrinya, Dokter Marry merasa iba atas musibah kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada mobil calon menantunya, juga pada minivan es krim yang dikendarai. Saat itu Dokter Marr