All Chapters of Sistem Keberuntungan Tanpa Batas: Chapter 41 - Chapter 50

Satpam kembali berjaga di dekat pintu masuk utama setelah menyerahkan kunci mobil. Adegan tersebut sempat membuat Edward terdiam, sedangkan Violet tersenyum.Tidak ingin terlihat konyol, Edward segera terkekeh dan berkomentar, "Rupanya aku terlalu meremehkanmu. Tidak kusangka, seorang penjual es krim sepertimu memiliki mobil juga. Entah berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk mendapatkannya, kamu patut menerima pujian."Meski ucapan Edward terdengar positif, Eric sadar benar bahwa pria itu hanya sedang mengatakan ejekan lainnya.Edward bertanya pada Violet, "Sayang, kira-kira mobil seperti apa ya yang dimiliki orang miskin ini? Sebentar, itu pasti mobil lama yang mungkin dia pungut dari tempat sampah, atau dari tukang loak? O, aku mengerti sekarang. Itu artinya kamu tidak perlu capek-capek mengumpulkan uang. Mobilmu gratis, GRATIS! haha!"Perkataan Edward terlalu mudah untuk tidak dimengerti. Ejekannya sangat lugas dan menyerang harga diri Eric. Violet menjadi semakin canggung. Ia

"Stop! Jangan memaksaku untuk berhenti. Aku tidak akan berhenti karena jika aku melakukannya, maka aku akan dipenjara," sahut Edward setengah membentak. Rasanya hampir frustrasi dengan kondisi yang dialaminya.Sementara itu, Violet yang tidak tahu tentang hal yang disembunyikan tunangannya, jelas terbelalak mendengar ucapan itu. Ia menatap lekat Edward. Usai menelan ludah Violet mendesis, "Kenapa kamu akan dipenjara? Memangnya apa yang sudah kamu lakukan?"Tentu saja Edward kesulitan untuk menjawab pertanyaan itu. Dari awal ia berniat untuk tidak memberi tahu Violet tentang insiden tabrak lari yang dilakukan. Apa yang baru saja ia katakan pun akibat dari rasa terpojok.Edward sadar bahwa Violet memiliki empati dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Biarpun itu orang asing, dengan latar belakang tidak jelas, dari kalangan kelas rendah sekalipun, Violet tidak pilih-pilih. Edward tahu, jika Violet tahu apa yang telah ia perbuat, pasti tunangannya itu akan marah.Tidak mau diam saja

Eric menghela napas menyaksikan David demikian. Ia menghampiri David, mengulurkan tangannya tanpa khawatir akan ditolak lagi.David melihat tangan Eric, lalu bergeser ke atas, menatap wajahnya.“Bangunlah, Paman. Anda harus kuat. Percayalah, Violet bukan gadis yang lemah. Ia sedang berjuang untuk kehidupannya, energi positif dari orang di sekitarnya pasti akan berpengaruh baik padanya.”Berbeda dari sebelumnya, sekarang David mau mengelurkan tangannya, menyambut tangan Eric yang hendak membantunya berdiri.Setelah berdiri, David memeluk Eric. Di balik punggung Eric, ia menangis dan berkata, "Kamu adalah teman Violet, terima kasih sudah datang untuk menjenguknya."Keadaan menampar David, menyadarkannya untuk berhenti bertingkah angkuh. Dari semua teman Violet yang ia kenal, buktinya Eric menjadi orang pertama yang datang memberikan dukungan. Ia menyesal telah memandangnya sebelah mata.Eric mengajak David untuk kembali mendekat pada Violet. Ia berkata, "Aku yakin Violet akan bangun."K

Kali ini lagi-lagi kedua polisi tidak bisa menahan leher mereka untuk tidak menoleh satu sama lain. Kemudian, kerutan muncul di dahi mereka. "Bagaimana anda tahu?" tanya seorang di antara polisi itu."Menurut keterangan yang kami terima, korban dan putranya tidak memiliki saudara di kota ini. Tuan White pun bukan kerabat mereka, hanya penolong yang kemudian membawa korban ke rumah sakit."Edward dan keluarganya terbelalak. Mereka menggerakkan gigi, memandang Eric dengan kebencian karena dianggap sebagai biang masalah ini, sebagai orang yang menyebabkan Edward menderita luka berat seperti saat ini. 'Ternyata penjual es krim ini yang menyelamatkan wanita gelandangan itu. Dasar bodoh! Apa untungnya? Ia hanya menambah orang-orang miskin sepertinya bernapas di kota ini! Menyebalkan!' batin Edward kesal. Ia pikir, jika Eric sedikit saja menggunakan akalnya, tentu ia dan Violet tidak perlu terlibat dalam kejar-kejaran dengan pihak kepolisian. Itu artinya, kecelakaan sialan tidak akan meni

Ayah Violet tidak mengerti, tapi yang jelas ucapan Eric berhasil meyakinkannya, membuatnya bisa kembali berharap untuk kesembuhan Violet, walau ia tidak yakin perasaan itu akan bertahan lama. Keduanya berjalan cepat menuju ruangan Violet dirawat.Eric sendiri mengatakan kalimat optimisme kepada ayah Violet bukan semata-mata sebagai penghiburan atau sekadar untuk membuatnya tenang, melainkan karena ia yakin kali ini bisa membantu penyembuhan Violet. Dalam hati Eric memanggil System. [Ya, Tuan.]'Apa aku bisa mengklaim Fragmen Keberuntungan sekarang?'[Tentu, Tuan. Anda bisa meminta apa saja untuk membuat keberuntungan itu sendiri]'Apa saja?'[Benar, apa saja.]'Mungkinkah aku bisa meminta Fitur Healing?'[Sangat mungkin. Tapi, System tidak mendeteksi kondisi buruk atau lemah pada tubuh Host. Kesehatan anda berada di angka lebih dari 95%. Jika anda merasa kurang bugar, itu karena waktu istirahat anda yang kurang][Anda hanya perlu menambah jam tidur, makan akan pulih dan bugar sepert