Giorgio bergerak cepat dan hati-hati. Ia menuang air ke dalam gelas kristal bening, mengambil dua butir obat penurun panas dari blister, dan meletakkannya di atas nampan kecil. Vivi terbaring lemah, wajahnya memerah karena suhu tubuh yang tinggi. Keringat membasahi pelipisnya.“Vi, bangun sebentar, Sayang,” bisik Giorgio lembut, menyentuh kening Vivi dengan punggung tangannya. Terasa panas. Vivi membuka mata perlahan, pandangannya sedikit kabur. Giorgio menyandarkan tubuh Vivi dengan hati-hati ke bantal, membantunya menelan obat. Setelah itu, ia bergegas ke kamar mandi, membasahi handuk kecil dengan air dingin, memerasnya hingga tidak terlalu menetes, lalu kembali.Handuk dingin itu menyentuh kening Vivi, sensasi sejuk yang instan membuatnya sedikit merintih lega. Giorgio duduk di tepi ranjang, tangannya menggenggam tangan Vivi yang terasa hangat. Malam itu, ia merawat Vivi dengan telaten. Ia mengganti kompres setiap kali terasa hangat, menyelimuti Vivi saat ia menggigil, dan me
Last Updated : 2025-12-08 Read more