Vivi berjalan cepat. Melangkah dengan mata menatap lurus ke depan, berusaha membelah kerumunan tanpa melakukan kontak mata dengan siapa pun.Namun, derap langkah lain terdengar di belakangnya. Lebih berat, lebih lebar, dan jelas sedang mengejarnya."Vi! Vivi, tunggu sebentar!"Vivi tidak berhenti, tapi dia menghela napas panjang. Napas yang sarat akan kelelahan mental. Antonio. Antonio berhasil nyusul, menyejajarkan langkahnya di koridor yang panjang. "Aku tahu kamu risih, Vi," ujar Antonio, napasnya sedikit memburu. Dia menoleh, menatap wajah Vivi yang dingin. "Aku tahu kamu mungkin nggak mau temenan sama aku. Atau mungkin kamu merasa aku ini pengganggu."Vivi memperlambat langkahnya sedikit, memberi ruang bagi Antonio untuk menyelesaikan kalimatnya, meski dia tetap tidak menoleh."Tapi sumpah, Vi," lanjut Antonio, suaranya melembut, ada nada memohon di sana. "Aku nggak ada niatan jahat sama sekali. Aku cuma ingin kita berteman. Itu aja. Nggak lebih."Mereka kini berjalan be
Last Updated : 2025-11-29 Read more