Besoknya, aula kampus pagi itu terasa berbeda. Kursi-kursi tertata rapi, tetapi atmosfernya tegang, seperti menunggu ledakan kecil yang bisa terjadi kapan saja. Para dosen duduk berbaris, beberapa saling berbisik, beberapa hanya menatap lurus seolah menunggu kebenaran muncul dari kabut gosip. Perwakilan mahasiswa duduk di sisi kanan aula. Giorgio berdiri di depan, tepat di bawah logo besar universitas. Bajunya rapi, tetapi wajahnya jelas menunjukkan bahwa semalam dia tidak tidur dengan baik. Tangannya sempat mengepal pelan, sebelum akhirnya dia menarik napas panjang. Di antara deretan dosen, Vivi duduk di barisan ketiga. Kepalanya sedikit menunduk, kedua telapak tangannya mengusap lembut perutnya yang mulai membulat. Dia berusaha tenang, tapi mata semua orang mengarah padanyaKetika Dekan mengangkat tangan sebagai tanda dimulainya pertemuan, aula menjadi sunyi.“Baik, Pak Giorgio,” ucapnya tenang, “silakan Anda sampaikan penjelasan Anda.”Giorgio mengangguk, memperbaiki posisi mikro
Last Updated : 2025-11-19 Read more