“Boleh aku tanya nggak Abang, eh sensei?” Gracia menatap wajah macho pelatih beladirinya, biarpun sederhana, tapi di mata Gracia sang pelatih ini justru makin menarik.“Boleh, mau tanya opo sing ayu?” canda Armani, hingga Gracia tertawa, inilah kelebihan Armani, sehingga sangat di sukai anak didiknya, yakni senang bercanda.“Sensei ini aslinya darimana sih?” ceplos Gracia.“Aku…dari Kalimantan Gracia, tepatnya di Banjarmasin, kenapa emanknya?” tanya Armani balik bertanya.“Ah masa sih, wajah sensei kayak bukan mirip dari daerah itu, wajah sensei ada Arab-arabnya gitu, kulit sensei juga putih, kan kalimantan itu panas, masa putih – putih sihh, aneh dehhh?”Armani kembali tertawa, entah kenapa dekat dengan Gracia, dia serasa bicara dengan adik sendiri, apalagi Armani ini anak tunggal dari mendiang ayah dan ibunya.“Entah Gracia, kata mendiang ibuku, mendiang ayahku memang turunan Arab, sayangnya aku nggak pernah bertemu beliau, ibuku juga wafat saat aku masih kecil, jadi Abang tinggal di
Terakhir Diperbarui : 2025-10-10 Baca selengkapnya