Makasih masukan pembaca, tenang, akan muncul laki-laki buat Rahma kelak, karena si lelaki 'baik' itulah yang pernah selamatkan Rahma dari sekapan Sanusi Cs, ikutin terus yah kisah novel asyik ini, salam MRD_BB
Gracia dan Mamon langsung sibuk bercanda ria dengan baby Ongky, kehadiran Ongky bikin rumah besar dan mewah ini jadi ramai. Walaupun Gracia dan Mamon awalnya saling pandang, karena wajah Ongky mirip keponakannya ini.Tapi seulas senyum misterius tersungging di bibir Gracia.“Nggak salah lagi, ini keponakanku, ehh Abang mah emank nakal,” batinnya tertawa sendiri, sambil kecup pipi Ongky yang gembul ini.Gracia memang gadis cilik turunan Raymond, hebat banget simpan rahasia dan tak bakal keluar dari bibirnya, apapun rahasia itu.Tante Melly sebaliknya, dia langsung mulai ajak Rahma ngobrol ringan, kalau sepintas Rahma tidak hilang ingatan, dia nyambung saja di ajak bicara.Tapi kalau di bawa ingat masalalu, Rahma langsung bilang lupa.“Tapi si Abang yang temani aku tidur baik banget Mami, mirip dengan suamiku dulu,” ceplos Rahma.“Hmm…kalau dia benaran suamimu, kamu ingat donk berarti Rahma?” pancing Tante Melly, sambil rapikan riasan wajah Rahma, yang sejak dulu dia anggap anak sendiri
Senyum manis Tante Melly yang dorong kereta bayi terlihat dari gate kedatangan luar negeri. Si bayi menggemaskan yang mirip wajah Mamon terlihat masih nyenyak bobo.Untungnya kulit Ongky Alexander mirip bule, putih bersih, sehingga Indri saja sampai kini tak curiga, adiknya ini hasil kerjasama Tante Melly dengan Raymond, bukan darah daging Peter Dusman.Indri memang sudah tahu maminya punya anak lagi, karena dia baru 3 bulan yang lalu pulang dari Australia, jenguk ibu dan ayah tirinya tersebut."Kulitnya bule, wajahnya...kenapa mirip si Mamon yaa?" batin Indri saat itu keheranan, tapi sungkan bertanya pada ibunya.Walaupun sudah berusia 45 tahunan, pesona Tante Melly di mata siapa saja, apalagi Raymond tetap kuat, banyak pria di bandara yang ngelirik wajah jelitanya, walaupun tahu saat ini lagi dorong kereta bayi.Apalagi saat Tante Melly lempar senyum manisnya, amboooiiii manisnya!Sampai ada pria setengah baya yang kena cubit istrinya, gara-gara menatap ajah Tante Melly lama pakai bi
Rahma langsung dorong tubuh Raymond dan pelatuk yang sudah siap masuk pun otomatis gagal, padahal tadi sudah menyentuh bibir labira basah milik istrinya ini.Sadarlah Raymond, istrinya ini belum 100 persen normal, walaupun mereka tidur di ranjang dan kamar yang sama.Raymond perlahan rapikan lagi gaun tidur Rahma, perlakuan lembutnya ini membuat Rahma terdiam dan membiarkan saja, seolah inilah yang dia rindukan pada suaminya saat ini, yakni kelembutan, jangan main paksa.“Kalau kamu pingin istirahat, tidur saja lagi yaa, aku mau ke kantor dulu, aku usahakan pulang cepat, tak sampai malam,” kata Raymond berdiri lagi dan rapikan pakaiannya.Tiba-tiba Rahma bangkit dari ranjangnya dan malah rapikan dasi Raymond, sifat yang dulu selalu Rahma lakukan, saatt mereka masih sama-sama susah dan baru saja kerja di tempat masing - masing.“Parfum Abang sama banget dengan milik suamiku, baunya bikin kangen,” ceplos Rahma polos.Raymond sampai kaget dan terdiam lalu memerah matanya. Iba dengan kondi
Walaupun lambat, tapi kesehatan Rahma sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil, dia mulai kenal dengan Mamon dan Gracia, tapi masih belum tahu siapa Raymond, juga ayahnya sendiri Andi Rukmono.Andi Rukmono sengaja di minta Raymond turun tangan, sehinga dia ikut setiap hari ajak salah satu anak kembarnya yang ber ibukan bule Ausse itu bicara, dan kadang sengaja cerita masa-masa kecil Rahma. 2 bulan kemudian Rahma boleh di bawa pulang dengan harapan kesembuhannya makin cepat.Tentu saja Raymond terpaksa terapkan keamaan maksimum di rumah mewahnya, dia sampai tambah 20 orang satpam yang berjaga aplusan di rumahnya siang dan malam.Tak sembarangan orang bisa masuk ke rumahnya ini dan setiap 1 jam 5 saptam gantian keliling nge-cek kondisi rumahnya, belum lagi CCTV di mana-mana.Sehingga di manapun Raymond berada, dia dengan mudah pantau kondisi rumahnya, juga Rahma yang kini sudah tak pakai kursi roda lagi, dan kadang bercanda dengan Mamon dan Gracia.Suatu pagi...“Abang…?”Raymond y
Namun satu yang membuat Raymond tak ragu telpon Kabareskrim, yang juga sahabatnya, untuk tangkap segera kelompok Sanusi Cs yang kini kabur ke LN.AKP Yulia sebut, Rahma sempat bilang dia di culik Sanusi dan Aron Talang dan gara - gara di pisah dengan anaknya yang bikin parah depresinya juga sering sebut nama Gracia, adik iparnya."Satu -satunya jalan, Abang panggil Mamon dan Gracia, anak dan adik Abang itu, untuk temani Rahma, mungkin dengan jalan ini, daya ingat Rahma akan mulai berangsur pulih," saran AKP Yulia, juga dokter kejiwaan yang merawat Rahma.Raymond pun mengiyakan hal ini, dia lalu kontak Gracia dan Mamon, lalu di jemput Mang Amir sopirnya dan Iman pengawal pribadinya.Di tambah lagi informasi dari sang detiktive Anthoy yang bilang, yang ke Singapura memang Rahmi bersama bersama Sanusi Cs dan hidup berfoya – foya di sana, lalu terbang ke Eropa, lanjutkan foya-foya mereka."Untung saja selama ini Rahmi tak menjahati Mamon dan Gracia, tapi memang mereka ada hubungan, Mamon k
Andi Rukmono sadar setelah hampir 3,5 jam pingsan, begitu membuka mata dan yang pertama di lihatnya Raymond, Andi Rukmono beri kode, agar penutup di mulutnya di buka.Andi Rukmono kini di tempatkan di sebuah ruangan VVIP atas permintaan Raymond. Agaknya dia akan buka-bukaan pada Raymond saat ini.Seorang perawat lalu membukanya dan setelah ambil nafas, Andi Rukmono minta punggung-nya di tegakan, sehingga kini dia terlihat lega dan nyaman. “Silahkan Om cerita, aku dengarkan,” Raymond menunggu dengan sabar.“Raymond, si Sanusi itu sebenarnya bukan orang lain bagiku, dia kemenakanku sendiri, ayahnya sepupuku, makanya wajah kami agak mirip dan ujung namanya memang Rukmono. Dia sejak usia 5 tahun jadi anak angkat ayahku, karena kedua orangnya meninggal dunia, akibat bencana alam.”Andi Rukmono sebut, sebagai Kades di desa mereka, orang tuanya selain orang terpandang, juga pastinya kaya raya, sehingga tak masalah mengangkat anak kemenakannya sendiri. Namun, ayahnya Andi marah besar, saat