Bitha panik, matanya menyapu sekeliling meja, mencari tisu. Wajahnya tegang, bibirnya terus menggumam minta maaf. “Tunggu sebentar, saya ambilkan tisu…” ucapnya terbata. Ia bergegas menuju meja, lalu kembali dengan langkah tergesa. Dengan hati-hati, ia mulai membersihkan noda di kemeja putih pria itu. “Sudah, lumayan bersih…” ujarnya pelan, masih menunduk. Radja hanya terkekeh. Tatapannya tidak lepas dari wajah Bitha, begitu intens hingga membuatnya semakin salah tingkah. “Seingatku, dulu aku nggak pernah nemu cewek semanis kamu di sekolah,” ucapnya begitu saja. Bitha mendongak kaget, alisnya terangkat tinggi. Ia belum sempat merespons ketika pria itu tersenyum miring. “Bercanda,” Radja menimpali ringan, lalu mengulurkan tangan. “Radja.” Bitha sempat ragu sejenak, tapi akhirnya menyambut uluran itu dengan canggung. “Bitha.” Sentuhan singkat itu terasa lebih lama dari seharusnya, membuat jantung Bitha berdegup tidak karuan. “Bro…” seorang pria menepuk bahu Radja.
Last Updated : 2025-09-05 Read more