جميع فصول : الفصل -الفصل 70

“Kami pamit, Alfons!”Dominic melanjutkan langkahnya, sambil menggandeng Nichelle di sisi kiri. Ketiga anak kembar mereka berjalan penuh percaya diri di depan kedua orang tuanya itu. “Nichelle, setelah ini kau kosong, ‘kan?” tanya Dominic ketika mereka hampir tiba di pintu tenda. Pria itu membawa tangan Nichelle dekat ke bibir dan mengecup pelan. Dengan wajah memerah, Nichelle mengangguk. “Kenapa?”“Well, aku ingin mengajakmu pergi makan malam.” Senyum manis terukir di wajah tampan pria yang bersikap seperti malaikat hanya pada keluarga Nichelle saja.Mendengar ajakan itu, tentu saja Nichelle tidak akan menyia-nyiakan. “Mau!”Mereka segera masuk mobil dan menempati posisi masing-masing. Tentu saja, Nichelle duduk di samping Dominic.“Kalian istirahat saja dulu. Akan kubangunkan kalau sudah sampai.” Dominic mengusulkan, terutama untuk ketiga anaknya. Mereka sudah melewati waktu cukup panjang, dari Piermo ke kota Tomare. Sekarang mereka harus kembali lagi ke Piermo, berhenti sejenak

“Jadi, bagaimana hidupmu beberapa minggu ini, Chel?” Thomas mengawali obrolan mereka. Sudah ada camilan dan coklat panas yang disiapkan Maria di meja teras. Di sanalah Nichelle dan Thomas biasanya berbincang, di akhir hari yang melelahkan. Nichelle menghangatkan dua tangannya dengan gelas berisi coklat panas itu, sambil menjawab pertanyaan ayahnya. “Well, awalnya kukira kembali ke sini aku hanya akan sibuk dengan anak-anak, Dad. Ternyata tidak juga.”“Hahaha! Apa maksudmu kau sibuk di kantor?”Nichelle terkekeh. “Yep. Dan aku bersyukur, masih bisa diberi kesibukan seperti itu.”Thomas tersenyum bangga pada putrinya. Tidak banyak yang mensyukuri pekerjaan mereka. Ada pula yang mengeluh dan memilih menyerah bekerja hanya demi kenyamanan mereka.Mereka menikmati ketenangan itu dengan menyeruput coklat yang mulai menghangat. Sementara Nichelle menggunakan jeda tersebut untuk memantapkan hatinya, mengatakan kalimat selanjutnya.Nichelle berdehem pelan kemudian berkata, “Dan satu lagi, Da

“Kalian lama sekali turunnya!” tukas Mybell keheranan. Ia menyadari dua saudara lelakinya tidak mengikuti di belakang, setelah tiba di ruang makan. “Ah … Zayn sakit perut, jadi dia minta ditemani. Kebetulan aku juga ada pekerjaan dadakan.” Helios nyengir lebar. Tentu saja, Mybell tahu itu hanya alasan. Ia berniat mencari tahu nanti setelah mereka hanya bertiga. “Zayn! Hari ini kamu wajib masuk sekolah!” Nichelle mengingatkan putra terakhirnya itu. “Oke?”Pendidikan di La Stivale tidak memperbolehkan anak usia dini mengikuti kelas lebih tinggi, jadi ketiga anak jeniusnya terpaksa mengikuti kelas sesuai dengan usia mereka. Padahal kemampuan mereka mungkin sudah setara anak-anak sekolah menengah atas.Zayn mengerucutkan bibirnya sambil menjawab, “Aku tidak mau, tapi aku akan berangkat, Mom.”“Hahaha! Jawaban macam apa itu, Zayn?” Nichelle mengacak-acak rambut putranya yang hanya memandang datar sambil menikmati sarapannya. Seolah Nichelle ingin melupakan kejadian semalam dengan Thom

“Ha! Ini pasti ulah Helios!”Dominic tergelak setelah menonton video yang dikirim oleh mata-matanya. “Mereka bahkan tidak bisa melacak anak itu! Si hacker jenius.”Sang CEO bisa menebak kalau yang mengirim video ke kediaman Armeyn adalah Helios.Belum lama Dominic meletakkan ponselnya, benda itu kembali berdentang pelan. Kali ini pesan dari Helios.Dahi Dominic berkerut. Ia menebak kalau anak itu mungkin berniat memberikan laporan terkait apa yang terjadi di kediaman Armeyn.Namun, tebakannya salah. Helios : Daddy, Momma semalam bertengkar besar dengan Opa.Helios : Momma seperti tidak ada niat hidup. Lesu.Melihat pesan itu, Dominic segera beranjak dari ruangannya. Ia menghubungi salah satu mata-matanya untuk mengecek di mana Nichelle sekarang.Dari informasi mata-mata di sekolah, Nichelle sudah pergi dari sekolah pukul 8. Itupun setelah lama sekali dia berada di dalam mobil. Kemungkinan besar Nichelle pergi ke kantor setelah itu. Namun, pengintai di kantor Greenly Land memberi kab

“Lakukan apa yang kau inginkan, Nichelle. Tidak akan ada yang menghakimi, akan kupastikan itu.”Ucapan Dominic tadi terus berputar dalam ingatan Nichelle sepanjang perjalanan pulang. Pada akhirnya, ia tidak berangkat kerja dan memilih untuk kembali ke rumah. Jam digital-nya menunjukkan angka 10.45, ketika Nichelle merapatkan mobilnya di dekat teras rumah keluarga Howard.‘Setelah ini mungkin aku bisa menjemput anak-anak,’ batin Nichelle membuat rencana. Namun, sebelum itu, ia harus bertemu dengan Maria. Tekadnya sudah bulat, bahwa ia memilih untuk menjadi orang baik, walau harus merasakan sakit.Yaitu dengan memberitahu Maria mengenai kondisi Sarah sekarang.“Lho? Kau tidak bekerja, Chel?” Maria terkejut mendapati Nichelle ada di rumah, pada saat jam kerja. “Mom baru saja mau ke restoran.” Nichelle tersenyum lemah. “Ayo, kubantu Mom!”Maria terkekeh. “Apa ini? Kau mangkir seperti Zayn sekarang?”Nichelle memamerkan gigi putih yang rapi tersusun itu, lalu berkata, “Anggap saja hari