Pagi itu, langkah Hana terasa berat saat memasuki kantor. Semalaman mata enggan terpejam, pikiran terus berputar pada Adrian. Entah mengapa, nada bicaranya yang lembut dan tatapan matanya yang seakan menyimpan teka-teki, terus menghantuinya. Ia mencoba keras untuk menghapus semua itu dari benaknya, meyakinkan diri bahwa ini hanyalah efek samping dari kelelahan dan emosi yang campur aduk. Tapi sialnya, semakin ia berusaha, semakin kacau pula pikiran dan perasaannya. Saat pintu ruang kerja terbuka, beberapa rekan sudah berkumpul di area presentasi. Dokumen-dokumen menumpuk di meja panjang, cahaya laptop berpendar, dan proyektor menayangkan draf proyek terbaru. Adrian berdiri di depan layar, dengan semangat menjelaskan sesuatu. Senyumnya tipis, tatapannya biasa saja bagi yang lain, tapi bagi Hana, setiap detail kecil itu terasa menusuk hati. Kita perlu ubah sedikit bagian ini biar sesuai dengan kemauan klien, kata Adrian, sambil mengarahkan laser ke gambar desain. Hana duduk, mencoba f
Last Updated : 2025-09-05 Read more