Lampu ruangan masih menyala ketika hampir semua karyawan pulang. Adrian duduk sendirian di ruangannya, menatap laporan yang baru saja diserahkan Hana. Ia membaca ulang, lalu menutup map dengan perlahan. Biasanya, ia merasa tenang setiap kali melihat pekerjaan Hana. Rapi, detail, dan nyaris tak pernah ada celah. Tapi kali ini, pikirannya bukan pada angka-angka, melainkan pada ekspresi Hana saat tadi menyerahkan laporan. Hana memang berkata, “Aku baik-baik saja.” Tapi cara suaranya terdengar kaku, tatapan matanya datar, senyumnya—tidak ada. Itu bukan Hana yang biasanya. Adrian menatap meja kerjanya, mengetuk-ngetuk pena ke permukaan. “Apa aku salah ngomong?” gumamnya lirih. Ia mencoba mengingat. Sepanjang hari, ia sibuk mendampingi Karina. Bukan karena alasan pribadi, tapi karena Karina masih baru. Data yang ia pegang sangat penting untuk laporan besar klien, dan Adrian merasa perlu memastikan semuanya benar. Namun, mungkin memang ia terlalu lama di meja Karina. Bahkan sempat tertaw
Last Updated : 2025-09-18 Read more