"Tut... tut... tut..." Nada sambung itu terdengar lagi, memecah keheningan rumah mewah yang terasa begitu dingin. Salsa menempelkan ponsel ke telinga, napasnya tertahan. Ini sudah panggilan ke sekian, dan Gian tetap tak menjawab. "Ke mana sih dia?" gumamnya, kecemasan mulai merayap, mencengkeram hatinya.Dicobanya sekali lagi, seolah berharap keajaiban."Tut... tut... tut..." Hampa. Salsa memejamkan mata, bayangan terburuk mulai menari-nari di benaknya. "Angkat dong, Gian," bisiknya, suaranya tercekat.Setelah beberapa kali mencoba menelepon tanpa hasil, Salsa akhirnya menyerah. Jemarinya gemetar saat membuka aplikasi pesan, lalu mulai mengetik.”Sayang, kamu di mana? Kok semalam nggak pulang? Aku khawatir banget."Salsa menatap layar ponselnya, setiap notifikasi yang muncul membuatnya melambung dalam harapan, lalu jatuh lagi saat menyadari itu bukan dari Gian. "Ya ampun, ke mana sih dia? Nggak biasanya begini," gumamnya sambil menggigit bibirnya, berusaha menenangkan badai di hat
Last Updated : 2025-08-24 Read more