“Sayang, tenanglah.” Reno membalas dengan lembut. “Itu makam anak kita? Jadi aku keguguran?” Tatapan kosong otak Yasmine berputar begitu cepat mengingat kejadian lampau. “Ebra kenapa meninggal?” tanya Yasmine air matanya sudah membasahi pipi. “Dia membantu menangkap Shita lalu ditusuk setelah kamu tidak sadarkan diri.” Sesil menangis sampai terasa lelah. Dimas merangkul Sesil agar kuat. Melow sekali di pemakaman itu. “Semua ini salahku, jika aku tidak ada, mungkin tidak akan seperti ini.” Reno menyesali semua ini. “Kakak ngomong apa sih! Ini sudah takdir Tuhan, ketentuan-Nya itu tidak dapat dihindari.” Sesil marah. “Kak, biar mereka bahagia, kita yang hidup berhak bahagia.” Yasmine menangkup wajah Reno. “Jangan pernah tinggalin aku, aku nggak sanggup hidup tanpamu.” Reno memeluk Yasmine. Yasmine melepaskan pelukan Reno ia berjalan mendekati makam sang anak. Ia usap nisan sang anak. “Sayang, Mama berharap kamu bahagia di sana. Sama Om Ebra ya, Sayang.” Yasmine merasa pilu. Ya
Last Updated : 2025-10-26 Read more