"Terus kamu sendiri gimana? Baik-baik aja kan?" tanya Dirga lagi. "Maksudku, si brengsek dan gundiknya gak berulah kan saat kalian bersama?"Nadine agak kaget mendengar pertanyaan itu. Tubuhnya menegang refleks. Tanpa sadar, ia langsung meletakkan kedua tangannya di antara pahanya, menyembunyikan bekas kemerahan di punggung tangannya akibat ulah Rhevan semalam."Enggak," jawabnya cepat. "Mereka—biasa aja."Dirga melirik sekilas, alisnya berkerut penuh curiga. "Biasa aja versi kamu itu sering berarti sebaliknya," ujarnya santai, tapi sorot matanya tajam meneliti. "Nadine, aku kenal kamu bukan sehari dua hari."Nadine tersenyum tipis, memalingkan wajah ke jendela. "Aku baik-baik aja, Ga. Bener."Mobil melaju dalam keheningan beberapa detik. Lampu merah menyala, Dirga menghentikan mobilnya. Ia menghela napas pelan, lalu berbicara tanpa menoleh."Dia nyakitin kamu lagi?"Nadine terdiam. Jantungnya berdetak lebih cepat. "Enggak," katanya lirih, kali ini lebih pelan. "Yaah, pas baru pulang
Last Updated : 2025-12-15 Read more