Begitu Nadine masuk ke kamar, ia langsung menunduk ke sisi ranjang, wajahnya cemas. “Ma, kenapa? Ada yang sakit? Pusing lagi?” Nadine meraba lengan Bu Darma, sementara matanya meneliti ekspresi ibunya. Memastikan jika ibunya baik-baik saja. Bu Darma menggeleng pelan. “Enggak, Nad. Mama enggak kenapa-kenapa. Tenang aja.” Nadine mengerjap, bingung. “Terus Mama manggil Nadine kenapa? Aku kaget banget, Ma.” Dirga masih berdiri di belakang, satu tangan di saku celana, memperhatikan keduanya bergantian. Bu Darma menatap Nadine, lalu melirik Dirga sekilas sebelum kembali fokus ke putrinya. Suaranya lebih lembut tapi penuh tekanan. “Barusan Mama chat suami kamu.” Nadine langsung membeku. Wajahnya, yang tadinya cemas, perlahan berubah datar. Dirga, di belakangnya, mendesis pelan hampir tak terdengar, “Astaga…” “Mama minta Rhevan buat jemput kamu karena kondisi Mama sudah baikan.” Nadine menarik napas, berusaha tetap sopan. “Terus Mas Rhevan bilang apa, Ma?” “Katanya dia enggak bisa je
Last Updated : 2025-12-10 Read more