Mas Duda, Tolong Buat Aku Puas

Mas Duda, Tolong Buat Aku Puas

last updateLast Updated : 2025-11-14
By:  CH. Blue LilacUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
110Chapters
13.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

(AREA DEWASA!!!) Pernikahan Nadine dan Rhevan tak berjalan mulus. Selama lima tahun bersama Nadine tak pernah mendapatkan kepuasan batin ketika bercinta dengan suaminya. Tidak hanya itu, sikap kasar dan acuh sang suami juga menambah luka dalam hatinya. Disaat Nadine mulai jengah dengan pernikahannya, muncul Dirga— tetangga barunya yang berstatus duda. Pria tampan bertubuh sixpack yang selalu membuat Nadine terbayang-bayang akan pesonanya yang menggoda. "Pejamkan matamu dan rasakan, Nad! Milik siapa yang lebih membuatmu nikmat? Milikku atau suamimu?" — Dirga (26 tahun)

View More

Chapter 1

Tidak Pernah Puas

"Ughh...” Rhevan menindih tubuh istrinya tanpa banyak basa-basi. Gerakannya agak terburu-buru, tanpa ciuman atau kalimat pemanis.

“Aaaah... Nadine...” gumamnya cepat, napasnya semakin memburu.

Nadine sang istri hanya bisa menggigit bibir, berusaha menyesuaikan ritme. Tapi sebelum dirinya sempat merasakan apapun, Rhevan sudah mencapai puncak.

“Aaa...” desahnya panjang, tubuhnya menegang beberapa detik sebelum akhirnya ambruk di samping ranjang.

“Mas, kamu udah selesai?” Nadine membuka matanya, menatap suaminya dengan alis berkerut. “Aku—”

Rhevan melirik ke arah istrinya, nafasnya masih terengah-engah. Namun kali ini wajahnya lebih rileks dibandingkan sebelumnya. “Kenapa? Ada masalah?”

“Bu—bukan gitu, Mas. Tapi aku…” Navira bangkit. Ia menatap suaminya dengan nanar. “Aku...” Ia tak melanjutkan. Kalimat uneg-uneg yang ingin ia katakan hanya sampai di ujung lidah. Ia takut suaminya marah.

“Ngomong yang jelas, Nad!” Ia melirik ke arah istrinya yang mulai menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut.

“Enggak Mas. Enggak apa-apa kok.” Perempuan berkulit putih itu memandangi suaminya yang sudah sibuk bermain ponsel. Jemarinya begitu lincah mengetik pesan entah kepada siapa. “Buatkan aku kopi!”

Nadine menarik napas panjang, menahan gejolak di dadanya. “Iya Mas. Tapi, aku mau bersih-bersih dulu,” balasnya sambil bersiap untuk turun dari atas ranjang.

Rhevan menoleh sebentar, wajah malasnya berubah menjadi kesal. Pria itu paling malas jika permintaannya dibantah. “Cepetan mandinya!”

“Iya Mas, iya,” sahut perempuan itu sambil menahan pedih.

Nadine akhirnya masuk ke kamar mandi. Pandangannya tertuju ke arah pantulan dirinya di depan cermin. Ia sungguh menyedihkan. Hampir 5 tahun menikah, ia tak pernah mendapatkan kepuasan batin. Hampir tiap mereka bercinta, suaminya selalu “selesai” lebih dulu. Ia sudah seperti tempat pembuangan sperma bagi Rhevan.

Ia ingin mengatakan soal kepuasan batinnya pada Rhevan, sayangnya ia terlalu takut membuat Rhevan marah, terlebih dengan sikap temperamen dan mudah tersinggungnya.

Tak hanya itu, suaminya juga selalu bersikap ketus dan dingin padanya. Selalu egois dan sering memerintah ia seenaknya. Memperlakukan Nadine layaknya ART, bukan seorang istri.

“Mungkin ini hanya sementara.”

“Aku yakin, Mas Rhevan akan berubah.”

“Namanya juga menikah karena perjodohan. Pasti kita berdua harus saling beradaptasi.”

Bertahun-tahun kalimat tersebut menjadi patokannya agar terus kuat menjalani rumah tangga bersama Rhevan. Namun sialnya, semakin ke sini ia merasa berjuang sendirian.

“NADINE! CEPETAN MANDINYA! AKU MAU KOPI!”

Perempuan itu tercekat. Ia segera mengusap air mata di wajahnya dan mencoba menstabilkan suaranya agar tak membuat Rhevan curiga.

“Iya Mas, sebentar.” Dengan secepat yang dia mampu, Navira segera membersihkan bekas cairan cinta sang suami dan mengganti pakaiannya dengan yang bersih. Setelahnya ia segera ke dapur dan menyiapkan kopi sesuai keinginan pria yang 5 tahun lebih tua darinya tersebut.

“Ini kopinya, Mas.” Sambil tersenyum, ia meletakkan cangkir berisi cairan hitam pekat itu di atas lemari kecil samping ranjang.

“Lama banget sih!”

“Maaf.”

Rhevan meletakkan ponselnya di paha. Lalu mulai menghirup aroma kafein yang menguar dari kopi buatan istrinya.

“Mas, aku boleh bicara nggak?” Dengan ragu, Nadine mulai buka suara. Ia duduk di pinggir ranjang dekat dengan Rhevan.

“Soal apa?” tanya pria bermata tajam itu dengan ketusnya.

“Mas, kita kan udah sudah lama menikah. Bagaimana kalau kita coba periksa ke dokter. Aku udah—”

“Apa? Ke dokter?” potong Rhevan cepat, bahkan sebelum Nadine menyelesaikan kalimatnya. Wajah pria itu langsung mengeras mendengar ucapan istrinya. Seolah kalimat sederhana itu adalah penghinaan besar baginya.

“Kenapa harus ke dokter?” suaranya meninggi, penuh tekanan.

Nadine menelan ludah, jemarinya meremas ujung dasternya sendiri. “Bu—bukan gitu, Mas. Aku cuma... em— maksudku... kita udah hampir lima tahun nikah, tapi belum juga punya anak. Jadi—”

“Jadi apa, Nad?!” Rhevan memotong cepat, untuk kedua kalinya. “Cepat ngomong yang jelas!”

Nadine mengerjap, jantungnya berdetak kencang. Tapi ia memberanikan diri untuk tetap melanjutkan ucapannya. “Aku sudah buat janji sama dokter kandungan. Aku berniat ngajakin kamu untuk konsultasi soal program kehamilan.” Kalimat itu meluncur lirih dari bibir Nadine. Tapi cukup untuk membuat darah Rhevan naik ke ubun-ubun.

PRAANG!!

Cangkir kopi yang baru saja ia genggam dibanting keras ke lantai. Cairan hitam panas memercik liar, sebagian besar mengenai kaki putih Nadine.

“Akhh!” teriak perempuan itu, spontan ia mengangkat kakinya ke atas ranjang dan mengusapnya cepat, efek terkena cipratan air kopi.

“Kamu buat janji dengan dokter tanpa memberitahuku lebih dulu?” suara Rhevan meledak, matanya merah menahan amarah. “Berani-beraninya kamu lancang begini?”

Nadine gemetar, air mata bercucuran tanpa bisa ditahan. “A-aku nggak bermaksud lancang, Mas. Lagipula aku sudah sering bahas ini, tapi kamu–”

Rhevan tak peduli dengan penjelasan istrinya. Ia sudah terlanjur dikuasai amarah. Dengan kasar ia meraih dagu Nadine, mencengkeramnya kuat hingga perempuan itu terpaksa menatap wajah garang suaminya.

“Dengarkan aku baik-baik!” suaranya berat, sarat ancaman. “Apapun alasannya, aku tidak mau pergi ke dokter! Kalau kamu maksa, pergi saja sana sendiri!”

“Ma—Mas...” Nadine meringis, matanya berkaca-kaca karena dagunya sakit ditekan terlalu keras oleh jari-jari kasar suaminya.

“Bukan salahku kalau kamu tidak kunjung hamil,” Rhevan melanjutkan, matanya menyipit penuh tuduhan, “itu jelas KESALAHAN kamu, Nad! Kamu yang mandul! Kamu yang gagal jadi istri! Kamu yang nggak becus melayani suami.”

DEG!

Ucapan itu menusuk dada Navira lebih tajam daripada pisau. Nadine terdiam, tubuhnya kaku, ia hanya bisa menangis dalam diam.

“Beruntung kamu masih aku pertahankan sampai sekarang. Kalau bukan karena almarhum Pak Wijaya, dari dulu kamu sudah aku ceraikan!” lanjut Rhevan tanpa ampun, suaranya sinis dan penuh penekanan.

Air mata Nadine jatuh semakin deras. Ia berusaha membuka suara, tapi tak ada satu kata pun yang sanggup keluar. Dagu yang masih dipegang erat membuatnya hanya bisa terisak tertahan.

Setelah puas melampiaskan amarahnya, Rhevan akhirnya melepaskan cengkeraman itu dengan kasar. “Hapus air mata kamu itu! Aku muak melihatnya!”

Nadine langsung memalingkan wajah, menutupi tangisnya dengan telapak tangan. Tubuhnya gemetar hebat.

Sementara itu, Rhevan kembali meraih ponselnya seolah tak terjadi apa-apa. “Minggir!” Ia menendang pinggang sang istri hingga Nadine nyaris jatuh dari atas ranjang. “Aku mau istirahat!”

Perempuan itu terduduk di lantai kamar. Pinggangnya masih sakit akibat tendangan Rhevan barusan, sementara hatinya remuk berkeping-keping.

Air matanya terus mengalir deras tanpa henti. Ia memandang lantai yang dipenuhi pecahan cangkir kopi—seolah mewakili perasaannya saat ini.

“Mas Rhevan, kenapa kamu tega begini?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nola N.
bagus 🫰 Baca juga "Sentuhan Tuan Ceo di Ruang Rapat"......
2025-11-11 00:05:10
1
user avatar
Lil Seven
mantapp aku suka ceritanya benar-benar fresh
2025-11-06 20:55:55
0
user avatar
Cynta
keren ceritanya, bikin panas dingin..
2025-11-05 18:35:35
0
user avatar
Frogcute
update 4 kali sehari bisalah
2025-11-05 16:38:21
0
user avatar
Frogcute
wow panas dingin
2025-11-05 16:37:49
0
user avatar
peanut butter
kok jarang update kak?
2025-10-24 00:22:48
1
user avatar
Nazalia Spt12
diperbanyak lg update nya, setiap hari
2025-10-18 08:58:01
1
user avatar
beauty night
berubah semua dr navira jd nadine, arvino jd dirga wkwkwk authornya mumet kyknya ehehe
2025-09-26 11:08:49
0
user avatar
beauty night
nama cewenya nadine atau navira sih kak sbnrnya? di bab prtama namanya nadine bab kedua navira
2025-09-25 16:54:18
0
110 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status