Semua Bab Ranjau Cinta di Ranjang Mafia: Bab 11 - Bab 20

Sebulan ini Viona sudah bekerja di biro Patra Atelier. Mendapatkan gaji pertama dan bisa mnegirimkan uang untuk keluarganya."Terima kasih Viona. Kamu memang pahlawan keluarga!" Mamanya menghubungi Viona lewat telfon.Dia bisa hidup lebih tenang dengan lagi-lagi karena bantuan si anak sulung."Sama-sama, Ma. Sampaikan pada Ayah untuk tidak perlu khawatir lagi...""Ayahmu sangat terharu kamu bisa memberikan bantuan pada kami. Semoga kamu sehat-sehat ya?" Marisa, sang mama, tak henti-hentinya memberikan ucapan terima kasih serta doa baik."Iya, terima kasih doanya!"Viona seketika terdiam dan menutup telfon saat Renzo masuk ke ruang tidurnya. Pembicaraan ini tak seharusnya didengar oleh orang lain."Siapa yang menelponmu malam-malam begini?"Tak kunjung menjawab, ia justru meletakkan ponsel di atas night-stand. Wanita itu membiarkan suaminya duduk dan memainkan ponselnya."Viona, aku bertanya hal sederhana, siapa yang mene

"Bagimana Viona?" Tanya Renzo memastikan kalau dugaannya tak akan pernah salah."Langkahi dulu mayatku!" Sahut gadis muda itu dengan penuh percaya diri."Hey, kupikir-pikir kamu sekarang jadi semakin berani padaku, Little Snake?" Kata Renzo sambil melepaskan handuk di kepala Viona.Terurai sudah akhirnya rambut panjang yang masih setengah basah itu.Renzo menelan ludahnya saat melihat istrinya sehabis mandi. Gairahnya bangkit lagi."Renzo, sadarlah!" Mata Viona menatap tajam ke arah pria matang di hadapannya. "Umurmu sudah tidak muda lagi. Dari pada kau habiskan usiamu dengan bertengkar denganku.. kenapa kau tidak cari lagi saja wanita di luar sana untuk jadi budak pemuas nafsumu!"Seketika Renzo terdiam. Dia sengaja membiarkan Viona mengeluarkan semua kalimat pedasnya."Kamu bahkan sudah terlihat seperti om-om tua yang desperate!" Imbuh gadis berbadan seperti body gitar dengan lekukan yang sempurna."Hah, jadi begitu kamu memandangku? Kupikir wanita di luar sana tidak begitu menarik.

Sepulangnya Valerie menyerahkan undangan, Viona seperti tak punya semangat untuk melakukan apapun."Ingat, Viona. Kamu melakukan ini semua demi keluargamu. Biar adikmu tidak bernasib sama sepertimu..." Kata hatinya menguatkan.Tapi, sampai kapan dia harus menjadi tumbal? Ia juga ingin bebas."Semakin kamu menolak dan menentang takdir, itu akan membuatmu semakin sakit!" Masih saja batinnya menasehati dan menguatkan dirinya.Renzo sedikit curiga karena istrinya tak banyak bicara beberapa hari ini.Saat ia meminta untuk melayani, Viona tak banyak melawan seperti biasa. "Apa yang terjadi pada Viona?" Tanya Renzo pada pelayan yang menemaninya tempo hari saat bertemu adiknya. "Tidak ada apa-apa, Don Renzo. Terakhir kali Nona hanya ingin istirahat setelah berbincang dengan adiknya itu."Renzo merasa ada hal lain yang disembunyikan. Ia harus mencari tahu."Mau ke mana kamu?" Tanya Renzo ketika melihat Viona berdandan di depan cermin.Gadis muda itu tampak sibuk memoleskan beberapa finishing

"Rusia?"Viona terbelalak. Terkejut karena Renzo sama sekali tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."Ya. Aku ingin kamu ikut..." Jawabnya dengan tegas.Tak banyak bicara lagi, Renzo turun dari mobil dan menghabiskan waktu di ruang kerja.Sampai larut, Viona tak melihat suaminya masuk ke dalam kamar tidur mereka. Ia berjaga jika sewaktu-waktu bisa saja suaminya melakukan hal tanpa persetujuannya."Val, sepertinya besok aku tidak bisa menemanimu melihat venue-nya..." rupanya sang adik tak bisa tidur dan masih mengangkat telfonnya."Kenapa? Apa Renzo tak mengijinkanmu?""Bukan itu! Aku harus menemaninya ke Rusia!" Viona menjelaskan alasannya."WHAAAT? Apa kalian akan honeymoon? Akui saja Viona, awalnya kamu benci tapi lama-lama cinta kan pada Renzo?" Goda sang adik.Viona menyangkal, "No. Tidak seperti itu. Setidaknya, aku bisa mencoba berteman dengannya...""Nah, ini... awalnya demen itu dari jadi temen, Vio!" Tawa renyah sang adik terdengar di tengah malam.Pintu ruang kerja Renzo sediki

"Renzo, bagaimana kamu bisa ikut masuk?"Viona menutup mulutnya sendiri karena hampir saja ia berteriak saat tahu suaminya sudah ikut ke dalam."Hmmm.. aku sudah tak tahan ingin menyentuhmu waktu di pesawat tadi..." Suaminya mengetahui kalau orang-orang di pesawat sengaja memasang mata sewaktu-waktu Renzo lengah, mereka akan mengejeknya."Kita di luar... Tolong jangan melakukan hal-hal kekanakan!" Viona tak jadi meneruskan melepas pakaian yang ia kenakan. Tatapan mata si om di belakang punggungnya sudah cukup membuatnya salah tingkah."Kalau saja kamu tahu bagaimana tubuhmu ini memberikan efek padaku..Hhhh..." Ia menghirup aroma tubuh istrinya dengan kuat-kuat. "Ya sudah, aku bantu saja kamu untuk melepaskan baju untuk mencoba gaun-gaun ini. Oke?"Viona mengangguk.Tangan Renzo terasa hangat menyentuh anggota badan Viona."Ini..aku bantu memegang bajumu yang sudah kamu lepaskan. Coba dulu gaun merah marunnya.."