All Chapters of Ranjau Cinta di Ranjang Mafia: Chapter 21 - Chapter 30

Viktoriya merasa kalau apa yang dikatakan oleh saudaranya itu mengorek kembali luka lamanya.Siapa sangka setelah menghilang beberapa tahun lamanya, Renzo muncul batang hidungnya setelah timnya menculik wanita yang datang bersama Renzo ke Rusia kali ini.“Apa kau tahu jika wanita yang tadi bersama Renzo adalah istrinya?” Pertanyaan Ivan itu membuatnya tersadar, bahwa apapun yang terjadi di masa lalu hanyalah ilusi dan tak akan pernah jadi kenyataan.Bagi Renzo, Viktoriya hanyalah sebuah petualangan di masa silam yang sudah dia kubur dalam-dalam.“Aku tak peduli.” Viktoriya pura-pura acuh dan tak mau tahu.Padahal hatinya sebagai wanita tetaplah rapuh dan sakit hati. Kecewa? Sudah pasti.“Hmmm… semoga apa yang kau katakana benar-benar berasal dari hati dan pikiranmu. Makanya, aku sudah berkali-kali mengingatkanmu… di dunia mafia tak ada yang namanya cinta dan ketulusan.. Semua yang ada ialah hubungan saling menguntungkan!”“Cukup! Aku mau kembali pulang. Sudah saatnya aku menemui Silvan

Renzo tak seharusnya melampiaskan emosi begitu.Sebagai kepala mafia, dia sudah dididik oleh ayahnya dulu untuk menjadi personal yang tak tergoyahkan oleh apapun. Dia harus tetap tenang, meski dihadapkan pada situasi segenting apapun.Hanya saja, apa yang ditanyakan dan diperbincangan oleh dirinya dengan Viona itu sudah membuat batasan kesabarannya terlewati."Renzo! Aku lapar..." Viona tak kuat lagi menahan rasa laparnya dan kini tertidur di atas kursi di meja makan.Dia tak punya lagi energi untuk sekedar memanggil suaminya kembali memasakkan sesuatu untuknya.Matanya terasa berat dan tak kuat dibuka.Setelah sekian lamanya ia tertidur, barulah Viona terbangun saat ia mencium bau masakan di dekatnya.“Hmmm…” Matanya terbuka dan perutnya kembali bersuara.“Viona, bangun dan makanlah!” Ucap suaminya yang baru saja meletakkan sebuah telur dadar ke atas piring di depannya.Ia tak mengenali sa

Kesempatan ini digunakan Renzo untuk ke area walk in closet. Di situ ia tampak membuka laci dan menemukan sebuah foto lama.Ia memandanginya cukup intens, sehingga dikerjutkan oleh suara dari balik pintu. “Kamu liatin apa sih?”Hampir saja Renzo terjengkang karena terkejut oleh keberadaan istrinya yang mendadak mencarinya.“Bukan apa-apa!” Ucapnya sambil menyembunyikan foto itu ke dalam saku celana yang ia kenakan.“Oh ya? Aku tadi melihatmu sedang memandangi sesuatu dan tertegun di situ!”Pria itu menggeleng dan tak menanggapi apa yang dituduhkan istrinya lebih serius.“Baik. Aku tadi terbangun dan mau mencarimu… kupikir aku sudah keterlaluan dan mau meminta maaf sebelum semuanya terlambat…” Viona ketakutan karena terkadang dia lepas kendali dan lupa bahwa suaminya bukan orang biasa, melainkan seorang ketua geng mafia.“Tak masalah… tidak ada yang perlu untuk

Ini membuat Viona terkejut. Selain Renzo adalah orang yang sering menyakitkan hati, rupanya dia benar-benar penjahat sejati.Kelebihannya hanya pada wajah tampan dan body bagus! Astaga, bagaimana bisa Vona berpikir demikian sekarang?“So, Viona… sekarang sudah hampir pagi pasti di sana ya?” Alex mengingatkan.“Iya… tak terasa kita sudah berjam-jam mengobrol, Alex!” Kata Viona setelah melihat ke arah jam dinding.“Betul.. saat bersama, kita tak sadar betapa kita sudah mengobrol terlalu lama berdua ya?” Bisik Alex sambil tertawa di seberang sana. “Hey, sudah… kita harus berhenti bicara. Nanti suamimu tahu dan bisa-bisa dia marah.”“Tidak, Renzo ada di luar dan aku di kamar sendirian!”“Oh, jika dalam adegan film, maka aku akan datang ke tempatmu sekarang dan menyelinap masuk…” Kata Alex berandai-andai.“Lalu.. apa yang kamu lakukan kalau melihat seorang istri mafia sendirian?”“Aku?” Alex melanjutkan. “Aku akan menculiknya dan me

“Benarkah Viona sekarang telah berubah?”“Iya, Ayah.. karena suaminya kaya raya dan kita jatuh bangkrut!”Valerie sakit hati karena mimpinya jadi Nyonya besar mafia tak kesampaian. Ia sudah mulai berubah pikiran sejak Renzo membelikan gaun pernikahan impiannya.“Aku harap dia segera sadar, bagaimanapun keadaannya… Renzo itu ular berbisa yang harus kita berhati-hati saat berhadapan dengannya. Aku merasa bersalah sekali ketika kita menyerahkan Viona pada keluarga Rossi…” Ayahnya tampak menyesali perbuatannya.Dan saat ini ia tak berdaya untuk melepaskan sang buah hati, yang meski bukan anak kandungnya sendiri.“Apa yang sudah terjadi, tak bisa kita sesali…” Mamanya berujar.“Kamu betul… Ma, apa sebaiknya aku langsung yang bertemu Renzo dan menawarkan tanah itu padanya? Kemarin sempat ada seseorang utusan dari mafia lain yang menawar tanah itu seharga enam puluh m