Dias berdiri di balkon kamarnya. Ia masih kepikiran tentang surat itu. Tapi setiap kali ia mencoba melupakan, wajah Gita selalu muncul di kepalanya, wajah selir muda yang bahkan tak pernah berani menatapnya lama-lama.Dias menggenggam pagar balkon, matanya menerawang ke arah gerbang timur. Di sanalah Raja David terakhir kali terlihat sebelum pergi ke luar negeri bersama Aruna. “Dia bahkan tidak menulis apa pun untukku,” gumamnya. “Untukku, istrinya. Untukku, yang menemaninya selama bertahun-tahun.”Dayang pribadinya yang lain, Mira, melangkah pelan mendekat. “Permaisuri, Baginda mungkin hanya khilaf.”“Apa katamu, khilaf?” Dias memotong cepat, nadanya naik sedikit. “Kalau seseorang menulis surat sepanjang itu dengan penuh perhatian, itu bukan khilaf, Mira. Itu kesadaran. Kesadaran bahwa dia peduli pada orang lain, bukan aku.”Mira seketika menunduk. Tak ada yang bisa ia katakan untuk membantah. Semua orang di istana tahu, perhatian Raja David memang perlahan bergeser.Dulu, setiap pag
Last Updated : 2025-11-07 Read more