Jariku berhenti lama di tombol daya ponsel.Bukan karena ragu untuk pergi, melainkan karena berpikir, apakah pergi dengan cara yang tampak terburu-buru seperti ini benar-benar pilihan terbaik?Kai menyadari kebimbanganku, dia menarik ujung lengan bajuku sambil menunduk, lalu dengan suara pelan mengingatkanku."Ibu... kita harus pergi."Melihat desakan dalam matanya, aku tiba-tiba menyadari segalanya.Sejak dulu, aku tahu bahwa Josh bukan orang yang baik, tahu bahwa dia tidak mencintaiku, tahu bahwa pernikahan ini adalah sebuah kesalahan besar.Namun, aku tetap saja terjun tanpa pikir panjang.Karena waktu itu, aku memang sangat mencintainya.Sekarang, aku punya orang yang lebih aku cintai.Yaitu, anakku.Aku tidak boleh lagi memikirkan perpisahan yang baik, atau berharap pada orang yang tidak bisa berubah.Yang harus kulakukan hanyalah menggenggam tangan anakku, lalu melangkah maju dengan tegas.Aku memati¬kan ponsel dan menatap wajah polos putraku, hatiku seolah dipenuhi kekuatan yang
Read more