Share

Bab 4

Author: Galaxy
"Ibu, apa ayah sedang sibuk lagi?"

Aku terpaku menatap mata putraku dan tidak berani mengatakan yang sebenarnya.

Ayahnya bukan sedang sibuk, melainkan menemani anak lain.

Aku tidak sanggup mengucapkan apa pun dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya

Aku memeluk putraku erat dengan penuh rasa sakit, lalu berkata.

"Nggak apa-apa, kamu masih punya Ibu. Ibu akan selalu menemanimu."

Putraku yang mengerti keadaan tidak bertanya lagi, meskipun matanya tetap memerah.

Di perjalanan menuju sekolah, kami sama-sama sepakat untuk tidak menyebut nama Josh.

Seolah dia tidak pernah berjanji apa pun, dan keluarga ini sejak awal hanya ada dua orang.

Josh, kini, tersisa satu kesempatan lagi buatmu.

Setelah memarkir mobil, aku menggandeng tangan putraku masuk ke sekolah.

Namun, begitu melangkah masuk kelas, aku tertegun di tempat.

"Josh?"

"Ayah?"

Josh duduk di dekat jendela. Mendengar suara kami, dia refleks menoleh dan pupil matanya mengecil.

"Kalian kenapa ada di sini?"

Nada terkejut dalam suaranya membuat langkahku terhenti. Di hatiku, muncul firasat buruk.

Padahal putraku sudah setengah tahun masuk SD, tetapi Josh bahkan tidak tahu nama kelasnya.

Putraku yang tidak terlalu mendengar jelas, berlari riang menghampiri pria itu.

"Ayah, kamu..."

Josh langsung mengerutkan kening.

"Kamu memanggilku apa?"

Wajah putraku menegang, lalu dengan luwes mengganti panggilannya.

"Paman, kamu duduk di kursi yang salah. Kursiku ada di depan."

Putraku menatap Josh dengan penuh kegembiraan.

Ini adalah pertama kalinya Josh hadir dalam pertemuan orang tua putranya, juga pertama kalinya dia menepati janji.

Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Detik berikutnya, Josh menghindari tatapan putranya.

"Nggak salah. Memang ini tempatku."

Putraku tertegun sejenak. Baru saja dia ingin bicara, tiba-tiba tubuhnya ditabrak oleh seseorang.

"Pergi kamu! Ini Ayah Joshku!"

Berdasarkan naluri seorang ibu, aku segera melindungi putraku dalam pelukanku.

Josh juga refleks berdiri, tetapi setelah bertatapan dengan pandangan terkejut Eliza, gerakannya kembali terhenti.

Dia menarik kembali tangannya, lalu menempatkan anak laki-laki itu di belakang tubuhnya dan berkata dengan kaku.

"Toby nggak sengaja, aku minta maaf untuknya."

Aku dan putraku tertegun.

Perlindungan dan perhatian seperti ini, belum pernah sekali pun dimiliki putraku.

"Siapa dia?"

Aku berdiri dan bertanya pelan..

Josh terhenti sejenak. Saat berhadapan dengan tatapanku, sebersit rasa bersalah melintas di matanya.

"Anak teman."

"Benarkah?"

Aku bergumam, meskipun hatiku tahu.

Dialah anak dalam foto Eliza, anak yang rela ditemani Josh.

Benar saja, detik berikutnya, Eliza masuk dengan membawa segelas air. Saat melihat kami, dia tampak sangat terkejut.

"Bu Skyla? Kalian juga datang menemani anak mengikuti pertemuan orang tua?"

"Kenapa ayahnya nggak terlihat?"

Mendengar itu, aku spontan menoleh pada Josh, tetapi yang kulihat hanyalah tatapannya yang menghindar.

Aku langsung mengerti, dia takut aku membongkar segalanya.

Dalam kebingungan, aku merasa seolah kembali ke hari ketika Eliza pulang ke negara ini.

Hari itu, pria yang biasanya dingin mabuk berat untuk pertama kalinya

Selain itu, juga tersenyum untuk pertama kalinya saat mendengar putranya memanggilnya ayah.

Aku dan putraku sempat mengira, akhirnya kebahagiaan kami akan datang.

Namun, detik berikutnya, nama yang keluar dari mulut Josh justru Eliza.

Saat itulah aku tahu, dia telah salah mengenali orang.

Tanpa kusadari, genggamanku pada tangan putraku makin erat. Aku hendak berbicara, tetapi putraku mendahuluiku.

"Ayahku di luar negeri. Dia sangat sibuk, aku nggak ingin mengganggunya."

Satu kalimat itu membuat dua orang terkejut sekaligus.

Aku menunduk tidak percaya dan hanya mendapati mata putraku yang memerah.

Dia menatap Josh, berusaha menampilkan senyum dewasa yang penuh pengertian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 12

    Josh justru langsung tertawa, dia buru-buru merengkuhku ke dalam pelukannya, dan menangis karena terlalu gembira."Skyla, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik, pasti."Aku menahan rasa mual, tubuhku kaku dan membiarkannya berbuat sesukanya.Josh, ingatlah, kamulah yang lebih dulu membuat segalanya berakhir tanpa jalan kembali.Jadi, jangan salahkan aku nanti.Sepulang ke negara ini, Josh benar-benar berubah menjadi orang lain.Bukan hanya tidak lagi menghubungi Eliza, tetapi sikap dinginnya selama ini juga hilang. Dia menjadi sangat perhatian padaku dan putra kami.Hampir pada tingkat apa pun yang diminta, dia akan menuruti.Namun, aku dan putraku tidak menanggapi. Kami bersikap seperti dirinya dulu, dingin dan acuh.Saat kembali, putraku hampir menangis hingga pingsan.Terutama ketika naik pesawat, dia bahkan menggigit pergelangan tangan Josh, berusaha membuat Josh melepaskan genggamannya padaku.Hatiku sangat sakit, tetapi aku tidak menemukan kesempatan untuk menjelaskannya pad

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 11

    "Atas dasar apa, kamu mengira aku... masih mencintaimu?""Atas dasar apa?"Seiring langkahku yang makin mendekat, Josh justru terus mundur, hingga akhirnya menabrak sofa empuk dan terjatuh tidak berdaya di atasnya.Sudah lama dia tidak melihat sikapku yang tegas seperti ini.Sejak malam itu, Josh memang tidak pernah melihatnya lagi.Dalam kebingungannya, Josh kembali teringat saat mewawancaraiku dulu.Saat itu dia bertanya."Skyla Galloway, riwayat kerjamu nggak terlalu menonjol, kamu juga nggak punya pengalaman di bidang ini.""Mengapa kamu ingin mendaftar di perusahaan kami?""Atas dasar apa, kamu yakin kami akan menerimamu?"Aku pun menjawab."Karena saya mau belajar, bekerja keras, nggak takut tantangan, dan nggak takut kesulitan.""Asal Anda memberi saya kesempatan, saya pasti akan membuat Anda terkesan."Tujuh tahun kemudian, aku benar-benar membuatnya terkesan.Gadis yang dulu percaya diri dan tegas itu, setelah melewati tujuh tahun penuh badai, kini kembali berdiri di hadapanny

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 10

    "Ternyata, kamu memang masih cemburu.""Mengingat kamu sudah bersamaku selama tujuh tahun, aku bisa memberimu satu kesempatan. Ikut aku pulang dan semua hal yang terjadi sebelumnya akan kuanggap nggak pernah ada."Tanganku yang sedang menuang kopi bergetar. Demi Tuhan, aku benar-benar ingin menyiramkan kopi panas dari teko itu ke wajahnya.Aku ingin lihat, setebal apa kulit wajahnya.Namun, aku menahan diri. Untuk orang brengsek semacam dia, masuk penjara rasanya benar-benar tidak sepadan.Aku meletakkan kopi, lalu mengambil perjanjian perceraian yang sudah kucetak dari laci, dan melemparkannya ke atas meja.Saat kertas itu meluncur di permukaan meja, aku teringat bagaimana Josh dulu sering melemparkan dokumen padaku dengan seenaknya.Kalau orang lain melihat, mungkin mereka akan mengira Josh mengidap Parkinson.Sekarang giliranku, dan rasanya benar-benar menyenangkan.Alis Josh sempat berkedut, tetapi dia tetap memungut dokumen itu dari lantai.Melihat huruf besar bertuliskan perjanji

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 9

    Sejujurnya.Sebelum ke Emrico, aku selalu mengira perceraian adalah hal besar.Kupikir setelah meninggalkan Josh, aku akan sangat sedih dan merasakan sakit hati yang luar biasa.Namun, setelah sampai di Emrico, aku tiba-tiba sadar.Ternyata, tidak perlu menunggu seorang pria pulang bisa membuat hati begitu bahagia dan lega.Aku tidak perlu lagi bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuk Josh, tidak perlu lagi menahan dinginnya ucapan-ucapan sinis darinya.Tidak perlu lagi mencium sisa aroma parfum di bajunya, lalu melemparkannya ke mesin cuci dengan muka marah dan masam.Aku sadar, ternyata bercerai itu begitu menyenangkan.Bahkan putraku yang dulu selalu ingin dekat dengan Josh, saat melihat makanan panas mengepul di meja pun tidak kuasa berujar."Ibu, andai saja kita lebih cepat meninggalkan paman."Mendengarnya, aku tidak bisa menahan tawa, meskipun di dalam hati terasa getir.Josh memang brengsek, bahkan lebih rendah dari itu.Jelas-jelas dia tidak pernah menjalankan tan

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 8

    Sebagai hadiah.Hadiah untuk sekali lagi mendisiplinkan aku dan putra kami.Namun, sekarang, aku dan anakku sudah pergi.Tanpa peringatan.Tanpa menoleh ke belakang.Josh menutup wajahnya dan terpuruk tidak berdaya di lantai. Semuanya sudah di luar kendali.Telepon kembali berdering.Josh segera bangkit dan meraih ponselnya."Skyla, kamu...""Josh?"Suara Elize terdengar dari seberang.Wajah Josh seketika menggelap, tidak ada lagi kelembutan yang biasa dia tunjukkan."Ada apa?"Elize tertegun sesaat, dia tampak terkejut, tetapi tetap melanjutkan."Josh, pipa air di rumah kami rusak. Aku dan Toby benar-benar nggak tahu harus bagaimana. Bisakah kamu membantu kami?""Bantu bagaimana?"Elize terdengar agak malu-malu, dia berkata dengan terbata-bata."Aku... mungkin... bisa... tinggal di rumahmu dulu...?""Hah.""Kamu mimpi, ya?"Josh terkekeh, suaranya sedingin es.Aku dan anakku sudah pergi, maka Elize pun tidak lagi berguna.Jadi Josh malas berpura-pura lagi."Elize, aku kira kamu wanita

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 7

    Makin dia menunjukkan tidak mencintaiku, aku justru makin merendah.Cara seperti ini sudah Josh gunakan selama tujuh tahun.Lampu hijau menyala. Sekilas cahaya melintas di mata Josh, lalu dia melajukan mobilnya meninggalkan persimpangan.Sesampainya di kantor, Josh baru saja hendak berbaring ketika ponselnya menyala.Kali ini, sebuah pesan masuk.[Semoga kamu bahagia.]Pengirim: SkylaBrak!Josh menendang meja teh di sampingnya dengan wajah muram.[Skyla, apa maksudmu?][Kamu sudah gila, ya?][Siapa yang memberimu keberanian mengatakan hal seperti itu?]Tidak ada jawaban.Josh bangkit dan berlari menuju tempat parkir sambil meneleponku."Tut... tut... Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif...""Sial!"Pria itu memaki beberapa kali, lalu membuka pintu mobil.[Skyla, angkat telepon!]Tetap tidak ada balasan.Malam itu angin bertiup kencang, tetapi tidak mampu meniup pergi rasa takut yang menguasai hati Josh.Sudah setengah jam, aku tetap tidak menggubrisnya.Tujuh tahun menikah, ini yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status