Share

Bab 2

Author: Galaxy
"Aku ingin memberi paman tiga kali kesempatan lagi. Kalau... dia benar-benar nggak menyukai kita, kita akan pergi darinya untuk selamanya."

Aku memejamkan mata dan menyetujui permintaan putraku.

"Oke."

Josh, aku dan putra kita akan memberimu tiga kali kesempatan lagi.

Setelah tiga kali kesempatan itu.

Tidak akan ada lagi tempat bagimu di keluarga kami.

Hari ini hari Jumat, hari kepulangan sang pujaan hati Josh ke negara ini.

Mereka pernah menjadi pasangan semasa kuliah, bahkan bertunangan setelah lulus.

Namun, sebulan sebelum pernikahan, Eliza Mills jatuh cinta pada seorang pria Pransio pada pandangan pertama.

Dia meninggalkan Josh tanpa ragu dan berangkat ke Pransio demi mengejar cinta sejatinya.

Sejak itu, mereka menempuh jalan masing-masing.

Josh terpuruk cukup lama karenanya.

Saat itulah, aku menjadi asistennya.

Suatu kali ketika mabuk, kami akhirnya memiliki seorang anak.

Aku pun menjadi istri gelapnya, bersama anak kami yang tidak pernah diterimanya.

Setelah mencetak perjanjian perceraian yang kususun kemarin, aku mulai menyiapkan surat pengunduran diri.

Berbeda dengan putraku, aku sudah terbiasa menyaksikan dinginnya hati Josh. Aku tidak akan lagi naif menunggu seorang pria berubah.

Tujuh tahun sudah cukup untuk menghancurkan seluruh khayalan masa mudaku.

"Skyla, kau benar-benar berniat mengundurkan diri?"

Seorang rekan kerja melirik layar komputerku sambil berbisik.

Aku tersenyum dan mengeluarkan alasan yang sudah lama kupikirkan.

"Ya, ayah anakku ada di luar negeri. Aku berencana membawa anakku ke sana, agar keluarga kami bisa berkumpul kembali."

Rekan kerja itu mengangguk.

"Itu bagus. Di sini, kamu harus membesarkan anak seorang diri, pasti sangat berat."

"Kamu tahu nggak? Diam-diam kami semua mengira kamu adalah ibu tunggal."

Mendengar itu, aku tidak kuasa menahan tawa, meskipun getir.

Aku bukan ibu tunggal, tapi bahkan lebih menyedihkan daripada itu.

Mataku mulai memanas, aku cepat-cepat memasang senyum yang sudah terlatih, agar tidak ada seorang pun yang menyadarinya.

Begitu selesai menyerahkan surat pengunduran diri, Josh masuk bersama Eliza.

Wanita itu berjalan di depan Josh, senyum lembut menghiasi wajahnya.

Josh berjalan di belakangnya, pandangannya tidak pernah lepas dari Eliza sedetik pun.

Seorang rekan kerja menyenggol lenganku dan berbisik pelan.

"Skyla, kamu lihat nggak? Pak Josh kita ini bagaikan gunung es yang mencair."

Aku memaksakan senyum, meskipun hatiku dipenuhi kesedihan.

Gunung es pun bisa mencair setelah ribuan tahun.

Namun, Josh...

Meskipun aku seumur hidup menunggunya, dia tidak akan pernah menoleh padaku.

Saat kami berpapasan, aku akhirnya tidak tahan dan memanggilnya.

"Jo..."

Belum selesai aku memanggilnya, pria itu sudah melemparkan tatapan sedingin es.

"Bu Skyla, ada urusan?"

Nada dingin itu mengandung peringatan, menyuruhku menelan kembali kata-kata yang hendak kuucapkan.

Mengingatkanku untuk sadar diri akan posisiku.

Aku pun menundukkan kepala, menggunakan sisa tenagaku untuk menahan air mata yang hampir jatuh.

"Maaf, Pak Josh."

Josh hanya bergumam singkat dan segera mengalihkan pandangan.

Josh terus menatap Eliza dengan penuh perhatian, seakan dialah seluruh dunianya.

Josh adalah suamiku, ayah dari anakku.

Namun, di hadapanku, Josh sama sekali tidak menutupi rasa cintanya pada wanita lain.

Sungguh ironis, tetapi juga menyadarkan diriku.

Mengingat hal itu, aku hanya bisa menertawakan diri sendiri.

Awalnya, aku berniat memberitahu Josh bahwa aku akan mengundurkan diri.

Sekarang, kurasa, itu tidak perlu lagi.

Bagaimanapun, Josh tidak pernah peduli.

Tidak peduli pada perasaanku, tidak peduli pada anak kami.

Apalagi pada pernikahan ini, yang hanya tinggal nama.

Aku kembali ke meja kerja dan menerima telepon dari putraku lewat jam tangan anak-anaknya.

"Ibu, malam ini ada pertemuan orang tua. Hari ini, sekolah pulang lebih awal."

"Paman Theo mengantarkanku untuk menemuimu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 12

    Josh justru langsung tertawa, dia buru-buru merengkuhku ke dalam pelukannya, dan menangis karena terlalu gembira."Skyla, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik, pasti."Aku menahan rasa mual, tubuhku kaku dan membiarkannya berbuat sesukanya.Josh, ingatlah, kamulah yang lebih dulu membuat segalanya berakhir tanpa jalan kembali.Jadi, jangan salahkan aku nanti.Sepulang ke negara ini, Josh benar-benar berubah menjadi orang lain.Bukan hanya tidak lagi menghubungi Eliza, tetapi sikap dinginnya selama ini juga hilang. Dia menjadi sangat perhatian padaku dan putra kami.Hampir pada tingkat apa pun yang diminta, dia akan menuruti.Namun, aku dan putraku tidak menanggapi. Kami bersikap seperti dirinya dulu, dingin dan acuh.Saat kembali, putraku hampir menangis hingga pingsan.Terutama ketika naik pesawat, dia bahkan menggigit pergelangan tangan Josh, berusaha membuat Josh melepaskan genggamannya padaku.Hatiku sangat sakit, tetapi aku tidak menemukan kesempatan untuk menjelaskannya pad

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 11

    "Atas dasar apa, kamu mengira aku... masih mencintaimu?""Atas dasar apa?"Seiring langkahku yang makin mendekat, Josh justru terus mundur, hingga akhirnya menabrak sofa empuk dan terjatuh tidak berdaya di atasnya.Sudah lama dia tidak melihat sikapku yang tegas seperti ini.Sejak malam itu, Josh memang tidak pernah melihatnya lagi.Dalam kebingungannya, Josh kembali teringat saat mewawancaraiku dulu.Saat itu dia bertanya."Skyla Galloway, riwayat kerjamu nggak terlalu menonjol, kamu juga nggak punya pengalaman di bidang ini.""Mengapa kamu ingin mendaftar di perusahaan kami?""Atas dasar apa, kamu yakin kami akan menerimamu?"Aku pun menjawab."Karena saya mau belajar, bekerja keras, nggak takut tantangan, dan nggak takut kesulitan.""Asal Anda memberi saya kesempatan, saya pasti akan membuat Anda terkesan."Tujuh tahun kemudian, aku benar-benar membuatnya terkesan.Gadis yang dulu percaya diri dan tegas itu, setelah melewati tujuh tahun penuh badai, kini kembali berdiri di hadapanny

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 10

    "Ternyata, kamu memang masih cemburu.""Mengingat kamu sudah bersamaku selama tujuh tahun, aku bisa memberimu satu kesempatan. Ikut aku pulang dan semua hal yang terjadi sebelumnya akan kuanggap nggak pernah ada."Tanganku yang sedang menuang kopi bergetar. Demi Tuhan, aku benar-benar ingin menyiramkan kopi panas dari teko itu ke wajahnya.Aku ingin lihat, setebal apa kulit wajahnya.Namun, aku menahan diri. Untuk orang brengsek semacam dia, masuk penjara rasanya benar-benar tidak sepadan.Aku meletakkan kopi, lalu mengambil perjanjian perceraian yang sudah kucetak dari laci, dan melemparkannya ke atas meja.Saat kertas itu meluncur di permukaan meja, aku teringat bagaimana Josh dulu sering melemparkan dokumen padaku dengan seenaknya.Kalau orang lain melihat, mungkin mereka akan mengira Josh mengidap Parkinson.Sekarang giliranku, dan rasanya benar-benar menyenangkan.Alis Josh sempat berkedut, tetapi dia tetap memungut dokumen itu dari lantai.Melihat huruf besar bertuliskan perjanji

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 9

    Sejujurnya.Sebelum ke Emrico, aku selalu mengira perceraian adalah hal besar.Kupikir setelah meninggalkan Josh, aku akan sangat sedih dan merasakan sakit hati yang luar biasa.Namun, setelah sampai di Emrico, aku tiba-tiba sadar.Ternyata, tidak perlu menunggu seorang pria pulang bisa membuat hati begitu bahagia dan lega.Aku tidak perlu lagi bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuk Josh, tidak perlu lagi menahan dinginnya ucapan-ucapan sinis darinya.Tidak perlu lagi mencium sisa aroma parfum di bajunya, lalu melemparkannya ke mesin cuci dengan muka marah dan masam.Aku sadar, ternyata bercerai itu begitu menyenangkan.Bahkan putraku yang dulu selalu ingin dekat dengan Josh, saat melihat makanan panas mengepul di meja pun tidak kuasa berujar."Ibu, andai saja kita lebih cepat meninggalkan paman."Mendengarnya, aku tidak bisa menahan tawa, meskipun di dalam hati terasa getir.Josh memang brengsek, bahkan lebih rendah dari itu.Jelas-jelas dia tidak pernah menjalankan tan

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 8

    Sebagai hadiah.Hadiah untuk sekali lagi mendisiplinkan aku dan putra kami.Namun, sekarang, aku dan anakku sudah pergi.Tanpa peringatan.Tanpa menoleh ke belakang.Josh menutup wajahnya dan terpuruk tidak berdaya di lantai. Semuanya sudah di luar kendali.Telepon kembali berdering.Josh segera bangkit dan meraih ponselnya."Skyla, kamu...""Josh?"Suara Elize terdengar dari seberang.Wajah Josh seketika menggelap, tidak ada lagi kelembutan yang biasa dia tunjukkan."Ada apa?"Elize tertegun sesaat, dia tampak terkejut, tetapi tetap melanjutkan."Josh, pipa air di rumah kami rusak. Aku dan Toby benar-benar nggak tahu harus bagaimana. Bisakah kamu membantu kami?""Bantu bagaimana?"Elize terdengar agak malu-malu, dia berkata dengan terbata-bata."Aku... mungkin... bisa... tinggal di rumahmu dulu...?""Hah.""Kamu mimpi, ya?"Josh terkekeh, suaranya sedingin es.Aku dan anakku sudah pergi, maka Elize pun tidak lagi berguna.Jadi Josh malas berpura-pura lagi."Elize, aku kira kamu wanita

  • Cukup Sekali Mengucap Selamat Tinggal   Bab 7

    Makin dia menunjukkan tidak mencintaiku, aku justru makin merendah.Cara seperti ini sudah Josh gunakan selama tujuh tahun.Lampu hijau menyala. Sekilas cahaya melintas di mata Josh, lalu dia melajukan mobilnya meninggalkan persimpangan.Sesampainya di kantor, Josh baru saja hendak berbaring ketika ponselnya menyala.Kali ini, sebuah pesan masuk.[Semoga kamu bahagia.]Pengirim: SkylaBrak!Josh menendang meja teh di sampingnya dengan wajah muram.[Skyla, apa maksudmu?][Kamu sudah gila, ya?][Siapa yang memberimu keberanian mengatakan hal seperti itu?]Tidak ada jawaban.Josh bangkit dan berlari menuju tempat parkir sambil meneleponku."Tut... tut... Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif...""Sial!"Pria itu memaki beberapa kali, lalu membuka pintu mobil.[Skyla, angkat telepon!]Tetap tidak ada balasan.Malam itu angin bertiup kencang, tetapi tidak mampu meniup pergi rasa takut yang menguasai hati Josh.Sudah setengah jam, aku tetap tidak menggubrisnya.Tujuh tahun menikah, ini yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status