All Chapters of BIRAHI SANG DOSEN: Chapter 111 - Chapter 120

Robi: "Aku tahu aku masih sulit melepaskan perasaanku, Tania. Aku mencoba, tapi rasanya begitu sulit."Tania: "Robi, aku mengerti bahwa ini sulit bagimu. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu sebagai teman."Robi: "Aku tahu bahwa aku harus menerima kenyataan. Tapi rasanya begitu sulit."Tania: "Kamu perlu memberi dirimu waktu untuk menghadapinya, Robi. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."Robi: "Apa yang harus aku lakukan, Tania? Aku merasa terjebak dalam perasaanku sendiri."Tania: "Cobalah untuk fokus pada hal-hal positif dalam hidupmu. Temukan kesenangan dan kebahagiaan dalam persahabatan dan aktivitas lainnya."Robi: "Aku akan mencoba. Tapi tolong, berikan aku waktu untuk merenungkan semuRani."Tania: "Tentu, Robi. Aku akan selalu ada untukmu jika kamu butuh teman untuk berbicara."Mereka berdua duduk dalam keheningan sejenak, merenungkan perasaan masing-masing. Tania ingin memberikan dukungan pada Robi.Tania: "Robi, aku harap kamu bisa mencari kebahagiaan d

“Slerppp...cuppp..cupp...arghhh...! Aku cinta kamu Tania!” ucap Robi yang sudah sangat bergetar suaranya menandakan nafsuya sudah di ubun-ubun untuk segera menyetubuhi perempuan cantik itu.Sementara Tania yang sudah tidak bisa berlogika lagi karena sudah dirasuki nafsu bercinta yang membara ikut meladeni permainan dahsyat Robi.Robi merangkak ke bawah untuk menjelajahi bagian selangkangan Tania yang telah bebas terbuka baginya untuk ia lumat.“Slerpp...cuppp..arghhh...eughh!” Robi melahap bagian bulu-bulu hitam yaitu jembut yang melingkari bagian lubang inti milik Tania. Tania makin kelojotan dibuatnya dan seketika tubuh Tania melenting ke atas menahan nikmatnya permainan Robi.“Arghhhhh...masssss....Robiiii!” Tania sambil terangkat bagian pantatnya sedangkan tangan Robi langsung meraba bagian belahan pantat Tania yang terangkat itu.“Enakkan sayang?” tanya Robi dengan senyum puas melihat bagaimana Tania begitu menikmati permainannya di ranjang itu.Pergerakan lidah Robi terus menelu

Seperti diketahui sebelumnya bahwa akhirnya Robi berhasil melampiaskan rasa cintanya pada Tania sekaligus juga Robi pun dengan maksimal berhasil mewujudkan hasratnya untuk bercinta dengan sosok perempuan yang begitu ia cintai meski Robi bahwa itu sangat mungkin menjadi jalan percintaRani yang terakhir bagi dirinya dengan Tania, apalagi sangat terlihat bagaimana Tania masih berupaya untuk mempertahankan kesetiaannya dengan sang suami, yaitu Ryan. Meskipun sejauh ini Tania pun tidak mengetahui bahwa sang suami yang banyak menjadi idola para wanita itu telah banyak melakukan perselingkuhan sana-sini dengan beberapa wanita yang memang tergila-gila dengan Ryan. Ini juga terjadi karena kurangnya pengawasan dari Tania kepada sepak terjang suaminya itu. Tania terlalu percaya pada sang suami, padahal dengan tampilan dan kecerdasan Ryan tentunya sangat membuka peluang bagi Ryan untuk mengalami banyak godaan dari para wanita di luar sana.Hari-hari berlalu begitu cepat setelah momen dramatis ant

Robi: (mengelus punggung Rani) Aku tahu ini tidak mudah bagi kamu, Rani. Tapi kamu kuat, dan aku yakin kamu bisa menghadapinya.Rani: (menangis) Terkadang aku merasa putus asa, mas Robi. Aku ingin membantu ibuku, tapi juga harus menghadapi masalah keuangan sendiri.Robi: (mendukung) Kamu tidak sendiri dalam menghadapi ini, Rani. Aku ada di sini untukmu, dan kita akan menghadapi semuRani bersama-sama.Rani mengangguk, merasa terhibur dengan kehadiran Robi. Dia tahu bahwa dia memiliki seseorang yang selalu berdiri di sisinya, siap mendukungnya dalam setiap situasi.Beberapa hari kemudian, Robi mendapatkan informasi tentang program beasiswa untuk mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Dia segera memberitahu Rani tentang program tersebut dan mendorongnya untuk mencoba mengajukan beasiswa.Rani awalnya ragu, tapi dengan dukungan dari Robi, dia akhirnya memutuskan untuk mencoba. Dia mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan dan menulis surat lamaran dengan penuh ketulusan tent

Musik jazz di ruangan itu membuat suasana makin bikin memanas bagi kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu. Robi pun akhirnya juga gak tahan ia pun bangun dari posisi telentangnya dan segera melepaskan baju kaos yang ia pakai dan melemparnya ke lantai. Kini Robi sudah telanjang bulat. Lalu Robi menghampiri Rani yang masih berdiri dengan cuma memakai CD hitam saja.Robi pun membopong tubuh mungil sang pacar dan meletakkannya di ranjang.“Puasin aku mas Robi!” permintaan Rani itu benar-benar membakar hasrat Robi yang makin menggelora.“Kamu bilang apa tadi sayang?” Robi memancing sang pacar untuk kembali memintRani.“Aku pengen digenjot mas Robi!” ujar Rani yang langsung disambut dengan tindihan tubuh Robi ke Rani. Maka kembalilah mereka berdua untuk berpelukan sambil berciuman dengan panasnya saat itu. Kali ini kondisi berbalik, Robi lah yang ada di atas tubuh mungil Rani. Robi seolah dapat merasakan betapa tubuhnya mampu meraih seluruh bagian tubuh montok Rani di bawahnya. Dua buah