Home / Romansa / BIRAHI SANG DOSEN / Bab 38 Jeratan ala Robi (3)

Share

Bab 38 Jeratan ala Robi (3)

Author: Irbapiko
last update Last Updated: 2025-11-05 18:04:44

Robi: "Aku tahu aku masih sulit melepaskan perasaanku, Tania. Aku mencoba, tapi rasanya begitu sulit."

Tania: "Robi, aku mengerti bahwa ini sulit bagimu. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu sebagai teman."

Robi: "Aku tahu bahwa aku harus menerima kenyataan. Tapi rasanya begitu sulit."

Tania: "Kamu perlu memberi dirimu waktu untuk menghadapinya, Robi. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."

Robi: "Apa yang harus aku lakukan, Tania? Aku merasa terjebak dalam perasaanku sendiri."

Tania: "Cobalah untuk fokus pada hal-hal positif dalam hidupmu. Temukan kesenangan dan kebahagiaan dalam persahabatan dan aktivitas lainnya."

Robi: "Aku akan mencoba. Tapi tolong, berikan aku waktu untuk merenungkan semuRani."

Tania: "Tentu, Robi. Aku akan selalu ada untukmu jika kamu butuh teman untuk berbicara."

Mereka berdua duduk dalam keheningan sejenak, merenungkan perasaan masing-masing. Tania ingin memberikan dukungan pada Robi.

Tania: "Robi, aku harap kamu bisa mencari kebahagiaan d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Herry Rayfan
bini nya aja yg tolol, msh ngerespon jg..mana ada niat baik klo ketemuannya di kamar hotel..hrsnya pahamlah
goodnovel comment avatar
Mia
Thor jangan gini lah...Jangan sampek Robi nyentuh Tania...cukup biarin Tania bahagia sama suaminya meski brengsek...kasih karma aja yang sesuai
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 95 Ikhtiar Raffi dan Ara

    Setelah Ara menyelesaikan studinya di Jerman, Raffi sangat antusias untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka, yaitu memulai keluarga mereka sendiri. Mereka berdua telah menunggu cukup lama, dan sekarang saatnya untuk memperluas keluarga mereka.Raffi dan Ara menghabiskan waktu lebih banyak bersama-sama, mencoba memperbanyak intensitas hubungan suami-istri mereka. Mereka merasa bahwa saat yang tepat untuk merencanakan kehadiran anak pertama mereka. Setiap malam mereka meluangkan waktu untuk saling mendekatkan diri, berbagi cinta, dan mengejar hasrat mereka yang sudah tertahan begitu lama.Selain itu, Raffi dan Ara juga rajin berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi tentang asupan yang diperlukan agar mereka segera bisa memiliki momongan. Mereka menjalani serangkaian tes kesehatan dan mengikuti saran dokter dengan disiplin.Ketika hasil tes akhirnya keluar, dokter memberi tahu mereka bahwa semuanya be

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 94 Keputusan Besar Raffi

    Ryan dan Tania merasa sangat senang ketika mendengar kabar dari Raffi bahwa mereka akan pergi ke Jerman untuk menjenguk Ara. Sudah beberapa waktu yang cukup lama sejak Ara pergi ke Jerman untuk mengejar studinya, dan ini akan menjadi kesempatan pertama mereka untuk berkumpul lagi sebagai keluarga.Mereka tiba di Jerman dengan penuh semangat, dibawa oleh rasa rindu yang mendalam satu sama lain. Ara telah sangat merindukan kedua orang tuanya, dan Raffi juga tidak sabar untuk kembali melihat istri tercintanya. Mereka merasa bersyukur atas kesempatan ini, dan semangat liburan mereka tampak begitu membara.Setibanya di Jerman, mereka menginap di sebuah rumah tamu yang nyaman di dekat kampus tempat Ara kuliah. Saat pertemuan pertama dengan Ara, Ryan dan Tania hampir tidak bisa menahan air mata kebahagiaan. Mereka berkumpul dalam pelukan hangat dan bertukar cerita tentang apa yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 93 Ujian dari Mantan

    Siang itu, Ryan duduk di ruang kerjanya yang tenang di kampus universitas tempatnya mengajar. Dia sibuk mengevaluasi beberapa tugas mahasiswa saat ponselnya berdering dengan nada pesan masuk. Matanya segera tertuju pada nama yang muncul di layar: Rani.Rani adalah salah satu mantan mahasiswinya dari beberapa tahun yang lalu. Hubungan mereka pernah sangat dekat, tetapi ada ikatan yang tak terelakkan yang terbentuk di antara mereka. Saat Ryan membaca pesan dari Rani, dia merasakan getaran aneh di dalam dirinya."Pak Ryan, maaf jika saya mengganggu Anda. Saya tahu sudah lama kita tidak berbicara," begitu bunyi pesan dari Rani.Ryan duduk dalam kebingungan sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menjawab. "Halo, Rani."Suara Rani terdengar cemas di seberang sambungan. "Pak Ryan, saya tidak tahu kepada siapa lagi saya bisa berbicara. Saya benar-benar butuh seseorang untuk mendengarkan saya."&nbs

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 92 Ryan dan Tania Masih Mesra

    Raffi duduk di ruang tamu rumahnya, sibuk merencanakan rencana besar yang ingin dia ajukan pada kedua orang yang sangat dia hormati dan cintai: Ryan dan Tania, orangtua Ara. Dia merasa agak gugup, tetapi dia yakin bahwa ini akan menjadi kabar baik bagi Ara dan juga orangtuanya.Sejak Ara pergi ke Jerman untuk melanjutkan studinya, Raffi merindukan istrinya setiap hari. Mereka tetap berkomunikasi dengan video call dan pesan teks setiap hari, tetapi itu tidak pernah sama dengan saat mereka berdua berada dalam satu ruangan. Raffi ingin mengunjungi Ara secepatnya, dan dia tahu bahwa ini akan menjadi kabar baik bagi Ara.Rencananya adalah mengajak Ryan dan Tania untuk mengunjungi Ara di Jerman sebulan mendatang. Dia telah merencanakan semuanya dengan hati-hati, mulai dari tiket pesawat hingga akomodasi, agar semuanya berjalan lancar. Raffi yakin bahwa kejutan ini akan membuat Ara sangat bahagia.Saat Raffi telah sampe di ruma

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 91 Hasrat Menggelora di Jerman

    Malam itu di Jerman, Ara duduk di ruangannya yang tenang, jendela besar di depannya memberikan pandangan ke pemandangan kota yang indah. Sudah sebulan sejak pernikahan mereka, dan Raffi telah kembali ke Indonesia untuk urusan pekerjaan. Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa saat ini mereka berada di sisi lain dunia, terpisah oleh ribuan kilometer. Meskipun begitu, rasa cinta dan hasrat mereka satu sama lain tetap tak tergoyahkan.Raffi dan Ara telah mencari cara untuk menjaga kemesraan mereka selama perpisahan ini. Mereka telah menjadwalkan panggilan video rutin, pesan teks, dan panggilan telepon malam. Tetapi malam ini, mereka berdua merasa perlu untuk lebih dekat satu sama lain. Rindu yang mereka rasakan sangat kuat sehingga mereka memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lebih intim.Ara memastikan bahwa kamarnya dalam keadaan sempurna. Lampu-lampu kecil berpendar di sudut-sudut ruangan, menciptakan suasana yang hanga

  • BIRAHI SANG DOSEN   Bab 90 Ara ke Jerman

    Momen keberangkatan Ara ke Jerman pun akhirnya tiba, mereka berempat berkumpul di bandara Soekarno-Hatta, tempat perpisahan yang menyedihkan bagi Ara dan Raffi. Ryan dan Tania memberikan dukungan penuh kepada anak mereka yang akan berjuang di tanah asing untuk mengejar mimpinya. Mereka tahu ini adalah langkah penting dalam perjalanan Ara dan Raffi sebagai pasangan muda.Ara merasa terharu melihat dukungan dan cinta dari kedua orangtuanya. Dia tahu bahwa mereka adalah orang yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah hidupnya. Tania mencium keningnya dan berkata, "Berhati-hatilah di sana, sayang. Jaga dirimu dan cintailah satu sama lain."Raffi merasakan adrenalinnya meningkat saat dia memegang tangan Ara erat. Dia adalah pria yang beruntung memiliki seorang istri yang luar biasa seperti Ara, dan dia berjanji akan selalu bersamanya, bahkan jika jarak memisahkan mereka."Kita akan melalui ini bersama, Ara," katanya sambi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status