"Aku sebaiknya pergi sekarang, Bu Sania," ucap Jaka dengan suara tergagap. "Aku khawatir jika ada yang melihat kita berdua di sini."Bu Sania mencoba menahannya. "Tunggu, Jaka. Kenapa tidak tinggal sebentar saja? Aku masih ingin ditemanimu."Namun, Jaka tetap bersikeras. "Aku benar-benar harus pergi, Bu Sania. Terima kasih atas makan malamnya, dan maafkan aku."Dengan itu, Jaka segera berpamitan dan meninggalkan rumah Bu Sania dengan langkah cepat. Hatinya masih berdebar-debar, terbakar oleh hasrat yang belum sempat terpuaskan. Di dalam hatinya, dia merasa sangat tertarik pada Bu Sania, dan dia tahu bahwa mereka berdua memiliki perasaan yang sama.Ketika Jaka kembali ke kamarnya, dia merasa hampir tidak bisa tidur. Pikirannya terus terbayang pada Bu Sania dan momen di dapur. Hasratnya semakin membara, dan dia merasa seperti dia tidak bisa mengendalikannya.Sementara itu, di rumahnya, Bu Sania merasa sama. Dia duduk di ruang tamu, merenung tentang apa yang baru saja terjadi. Dia merasa
Last Updated : 2025-10-12 Read more