Pagi itu, hujan turun tanpa ampun, membasahi Jakarta dan mengubah jalanan menjadi cermin kelabu. Nuansa itu terasa begitu selaras dengan hati Arunika yang semakin keruh. Ia duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi alat penyadap yang diberikan Rakha kemarin. Di tangannya, benda kecil itu terasa luar biasa berat, bukan karena bobot fisiknya, tapi karena beban pengkhianatan dan kejahatan yang dikandungnya.Tadi malam, ancaman Rakha terasa personal, sebuah teror terhadap tubuh dan jiwanya. Hari ini, di bawah cahaya pagi yang muram, ancaman itu berevolusi menjadi sesuatu yang lebih konkret dan mengerikan. Ini adalah kejahatan. Sebagai mantan jaksa, pasal-pasal yang bisa menjeratnya berputar di kepalanya seperti hantu. Penyadapan ilegal, spionase industri—hukuman penjaranya tidak main-main. Risikonya kini bukan hanya menjadi budak Rakha, tapi juga menjadi seorang kriminal sungguhan, menodai semua prinsip yang pernah ia junjung tinggi.Setibanya di kantor, suasana normal terasa seperti sebu
Terakhir Diperbarui : 2025-10-08 Baca selengkapnya