Perjanjian Gelap Dengan Tuan Maheswara

Perjanjian Gelap Dengan Tuan Maheswara

last updateLast Updated : 2025-11-03
By:  Tata dkUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
21Chapters
241views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ketika hidupnya hancur, Arunika Prameswari tidak punya pilihan selain menandatangani perjanjian dengan iblis. Setelah kehilangan karier dan keluarganya karena skandal yang direkayasa, satu-satunya yang tersisa hanyalah adiknya yang terbaring koma. Saat itu, muncul Rakha Maheswara, pria dingin dan berkuasa yang menawarkan bantuan dengan harga yang terlalu mahal yaitu Arunika harus menjadi mata-mata bagi dirinya di dalam kerajaan bisnis keluarga Maheswara. Namun, perjanjian itu berubah menjadi jerat. Rakha mengubah aturan sesuka hati, menjadikan Arunika miliknya secara utuh. Di balik sikap kejam dan tatapan penuh dosa, tersimpan luka yang hanya Arunika bisa pahami. Hingga suatu hari, rahasia masa lalu terbongkar. Arunika menyadari bahwa musuh sebenarnya bukan pria yang menahannya... tetapi pria yang pernah ia percayai. Antara kebencian, cinta, dan penebusan, mereka harus memilih antara menghancurkan satu sama lain, atau bertahan di tengah dosa yang telah mereka ciptakan bersama.

View More

Chapter 1

Malam Yang Berdarah

Hujan deras mengguyur kota malam itu, menghantam atap rumah keluarga Prameswari dengan ritme brutal yang tak henti-hentinya. Di dalam mobilnya, Arunika Prameswari menghela napas panjang, rasa lelah merayap hingga ke tulang punggungnya. Sebagai jaksa muda, hari ini ia baru saja melewati sidang alot kasus korupsi kelas kakap yang menyita seluruh energinya.

Biasanya, pulang ke rumah adalah pelepas penat terbaik. Aroma masakan ibunya yang selalu tercium dari pintu, tawa renyah ayahnya saat menonton berita, dan Farel, adik bungsunya, yang akan menyambut dengan segelas teh panas sambil menggodanya soal pekerjaan. Rumah adalah surganya.

Tapi malam itu, surga terasa berbeda. Begitu ia membuka pintu utama, yang menyambutnya hanyalah keheningan yang aneh dan pekat. Sunyi yang begitu menusuk hingga suara deras hujan di luar terdengar seperti raungan. Lampu-lampu padam, dan udara terasa dingin. Samar-samar tercium bau anyir, seperti aroma logam berkarat, yang membuat bulu kuduknya meremang.

“Ayah? Ibu?” panggil Arunika, suaranya terdengar ragu di tengah kegelapan. “Rel, kamu di mana?”

Tak ada jawaban. Hanya gema suaranya sendiri yang memantul kembali. Jantungnya mulai berdebar tak karuan. Ia meraba dinding, mencari saklar lampu, namun sebelum jarinya menemukannya, sebuah suara pecahan kaca yang memekakkan telinga terdengar dari arah dapur.

Tanpa pikir panjang, Arunika berlari ke sumber suara. Instingnya yang terlatih oleh bahaya di ruang sidang membuatnya waspada. Namun, tidak ada pelatihan yang bisa menyiapkannya untuk pemandangan di hadapannya.

Di lantai dapur yang dingin, di antara serpihan beling, tubuh ayahnya tergeletak kaku. Matanya yang biasa memancarkan kehangatan kini terbuka kosong menatap langit-langit, sementara darah menggenang di sekitar tubuhnya.

Napas Arunika tercekat. Sebuah jeritan tertahan di tenggorokannya. Sebelum ia sempat berteriak, sebuah bayangan bergerak cepat dari sudut ruangan. Sosok tinggi berpakaian hitam, wajahnya tertutup masker, mengacungkan sebuah pistol ke arahnya.

Dor! Dor!

Dua peluru menembus dinding tepat di samping kepalanya. Arunika spontan menjatuhkan diri, merangkak panik menuju ruang keluarga. Di sana, mimpi buruknya berlanjut. Tubuh ibunya terkulai di sofa, gaun rumahnya basah oleh darah. Hening dan tak bernyawa.

Dunia Arunika runtuh dalam hitungan detik. Namun, di tengah kehancurannya, sebuah suara lemah terdengar dari lantai atas. “Kak… tolong…”

Farel.

Adrenalin memompa tubuhnya. Mengabaikan rasa takut yang melumpuhkan, Arunika berlari menaiki tangga. Ia menemukan Farel di lantai kamarnya, dadanya penuh luka sayatan, napasnya tersengal-rengal. “Rel, bertahan!” bisiknya, berusaha menekan luka adiknya dengan tangan gemetar.

Suara langkah kaki berat si penyerang mulai menaiki tangga. Tak ada waktu. Dengan sisa tenaga, Arunika memapah tubuh Farel yang lemas, menyeretnya menyusuri koridor. Darah adiknya yang hangat membasahi pakaian dan tangannya.

Dor!

Peluru kembali bersarang di bingkai pintu, serpihan kayu berhamburan. Arunika menjerit, namun kakinya tak berhenti. Ia menyeret Farel keluar melalui pintu belakang, menerobos hujan yang mengguyur tanpa ampun. Kakinya licin, tubuhnya menggigil, tapi ia terus berjalan.

“TOLONG! SIAPAPUN, TOLONG!” teriaknya sekuat tenaga di tengah jalanan komplek yang basah.

Tiba-tiba, suara langkah berat terdengar di belakangnya, lebih dekat dari sebelumnya. Arunika menoleh dengan mata penuh teror. Sosok pria bertopeng itu muncul dari kegelapan, berdiri hanya beberapa meter darinya. Kilat menyambar, memantulkan cahaya pada pistol di tangannya yang terangkat lurus ke arah mereka.

“Jangan bergerak.”

Suara itu dingin, datar, dan absolut. Itu adalah suara malaikat maut. Arunika membeku, memeluk Farel semakin erat. 

Apakah ini adalah akhir mereka?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
21 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status