Ketegangan menggantung di udara, begitu pekat hingga membuat dadaku sesak. Aku memandangi keduanya bergantian. Adam, dengan tubuhnya yang penuh luka, napas tersengal, namun sorot matanya tetap nyala api. Arkana, berdiri tegak dengan wajah dingin yang biasanya tak tergoyahkan, kini membeku, pupil matanya menyempit, rahangnya menegang.Aku ingin bertanya—apa yang mereka lihat, apa yang membuat dua lelaki ini tampak begitu rapuh di hadapanku. Tapi suaraku terkunci. Mulutku kering, hanya mampu menelan ludah pahit.Dentuman pelan terdengar dari luar. Awalnya samar, seperti langkah yang menyeret. Lalu disusul suara decit besi beradu, membuat bulu kudukku meremang. Adam bergerak satu langkah, tubuhnya refleks menempatkan diri di depanku. Arkana juga demikian, tubuh tinggi tegapnya maju sedikit, seolah berniat menutup jalanku dari bahaya.Untuk pertama kalinya, mereka berdua… berdiri di sisi yang sama.“Siapa di luar sana?” suara Arkana datar, tapi aku bisa mendengar retakan halus di ujung na
Last Updated : 2025-09-28 Read more