Suara itu semakin jelas. Bukan hanya satu orang, melainkan beberapa. Langkah kaki berat bercampur, disertai bunyi gesekan logam. Aku bisa merasakan rumah ini seakan mengecil, dinding-dinding menekan dari segala arah.Arkana menajamkan mata, pistolnya masih terarah ke Adam, tapi kupikir ia juga mendengar hal yang sama. Adam pun menoleh sekilas ke arah pintu, wajahnya menegang.“Siapa itu?” bisikku, nyaris tak keluar suara.Arkana tidak menjawab. Ia bergerak cepat, mendorongku sedikit ke belakang, menyelipkanku di balik tubuhnya. Adam menghela napas kasar, lalu melangkah ke samping, seakan bersiap menghadapi sesuatu.Pintu depan bergetar keras. Seolah ada yang menghantam dari luar. Sekali, dua kali, lalu bunyi kayu berderak pecah.Jantungku seperti mau meloncat keluar. “Arkana…” suaraku pecah.“Diam. Jangan keluar dari belakangku,” jawabnya pendek.Pintu akhirnya terbuka paksa. Empat orang pria bertubuh besar masuk. Wajah-wajah mereka asing, dingin, penuh luka dan tato. Salah satu dari
Last Updated : 2025-10-01 Read more