Keesokan harinya, Kanaya menunduk sambil menahan tangis yang akan tumpah. Sebenarnya, keputusan ini terlalu gegabah untuk diambilnya. Pekerjaan yang sudah banyak membantunya selama ini, harus ia relakan demi menjaga sebuah hubungan. Kanaya membuat perjudian yang sangat berani. Tapi, inilah keputusannya. Kanaya tak mau menjadi wanita egois. Meski, sebenarnya ada setitik cinta yang ada dalam hatinya. Namun, Bram lebih pantas bersanding dengan Yasmine daripada dirinya. “Nduk.” Kanaya mendongak. Ia menatap Lastri yang sudah berdiri di hadapannya. “Sudah siap?” Bibir Kanaya teraktup namun kepalanya mengangguk. “Ayo, Pak Ruslan sudah menunggu.” Air mata yang hendak terjatuh, Kanaya seka dengan cepat. Ia buru-buru berdiri dan keluar dari kamarnya. “Mbak...” Di luar kamar, sosok Bella sudah menunggunya. Pelukan hangat Kanaya dapatkan dari majikannya ini. “Hati-hati ya.” “Iya, Non. Non Bella, jaga kesehatan ya.” Pelukan mereka terurai. Bella mengusap air matanya yang jatuh b
Last Updated : 2025-10-07 Read more