All Chapters of Hasrat Liar Paman Suamiku : Chapter 31 - Chapter 40

Setelah dari rumah sakit, Laura langsung pulang. Ketika masuk apartemen, dia melihat David tertidur di sofa. Wanita itu berjalan mendekat, pelan-Pelan dia memindahkan kepala David ke pangkuannya. "Paman terima kasih atas semuanya," Laura mengecup kening David. Pergerakan Laura membuat David terbangun, "Sayang kamu dari mana? kenapa nggak bilang." David langsung memeluk Laura. Pria itu daritadi menghubunginya tapi ponsel Laura tak aktif. "Maaf Paman, aku dari rumah sakit." Jawab Laura. Davis meminta Laura untuk selalu mengabari kemana dia pergi. "Aku lapar, aku mau masak, pasti paman juga belum makan kan?" Wanita itu ingin bangkit tapi David menahannya. "Kamu tunggu disini biar aku yang memasak, kamu pasti lelah dari rumah sakit." Pria itu berjalan ke dapur, malam ini dia akan memasak menu simpel saja. Usai makan mereka ngobrol di balkon, banyak yang Laura ungkap ke David termasuk rasa terima kasihnya atas pengorbanan David. "Apapun yang kamu mau aku akan memberi

Kedua netra David melotot sempurna ia mengira jika Laura menolak lamarannya. Namun ternyata sang wanita malah justru ingin menghabiskan hidup dengannya. Buru-buru David mengeluarkan cincinnya lagi dan segera memakaikan di Jari Manis Laura. “Apa benar kamu ingin menghabiskan hidupmu bersamaku?” tanya David. “Iya paman, mau gimana lagi bukankah kamu sudah mengambilnya.” Bisik Laura lalu tertawa. David juga turut tertawa karena malam itu dia kini bisa memiliki pujaan hatinya. Dengan erat David memeluk Laura, dia belum pernah merasakan kebahagian yang sebesar ini. “Tapi tunggu dulu paman, apa benar kamu menyukaiku?” Laura penasaran dengan perasaan David. Dia tidak ingin David menikahinya hanya karena alasan tanggung jawab. Lebih baik dia tidak menikah daripada salah memilih suami kembali. Pria itu mengangguk yakin. “Iya aku mencintaimu.” Laura tersenyum, dia tidak menjawab ucapan cinta sang paman. Para pelayan yang semula diam kini bersorak gembira mereka tu

Hari ini sepulang dari kantor David dan Laura pergi ke rumah sakit, mereka ingin menjenguk kedua orang tua Laura yang keadaannya kian hari kian membaik. Saat Laura dan kedua orang tuanya berbincang David pergi menemui dokter. Awalnya dia ingin mengucapkan terima kasih karena dokter telah berusaha keras menyembuhkan calon mertuanya namun kini David justru terkejut mengetahui kebenaran yang disampaikan oleh dokter. “Direktur rumah sakit mendatangkan ahli medis dari beberapa negara, berkat usaha mereka semua dan dibantu oleh kami akhirnya kedua orang tua Nona Laura sadar,” jelas dokter. David mengerutkan alis, siapa yang mendatangkan dokter-dokter itu? perasaan dia tidak memberikan perintah apapun. Awalnya dia juga ingin mendatangkan dokter ahli dari luar negeri tapi belum sampai terlaksana dia sudah mendapatkan kabar kalau calon mertuanya telah sadar. “Seminggu yang lalu Direktur juga mendatangkan dokter serta ahli gizi untuk mendampingi orang tua Nona Laura dalam masa p

Sore itu Monica menemui Laura, dia marah karena Rendra masih mentransfer uang kepada Laura padahal mereka telah bercerai. Monica yang tidak paham aturan tentu tidak tahu hukum orang bercerai, dalam waktu yang ditentukan Rendra masih wajib memberikan nafkah kepada Laura. "Dasar licik! Mas Rendra bukan suamimu lagi tapi kamu masih minta uang padanya!" Kata Monica. Wanita itu mengeraskan suaranya, sengaja ingin mempermalukan Laura. "Dia masih harus menafkahi akui." Sahut Laura santai. "Sudah punya kenapa masih mengusik kekasihku, dasar pelakor!" Monica mendorong tubuh Laura hingga wanita itu tersungkur di lantai. Erik yang hendak menemui David tanpa sengaja melibat adegan Monica dan Laura. "Laura, kamu tidak apa-apa?" Erik sangat khawatir. "Tidak apa-apa Pak Erik." Jawab Laura. Netra Erik tertuju ke Monica, pria itu langsung mendorong balik Monica. "Erik kamu apa-apaan!" Maki Monica. "Kamu yang apa-apaan kenapa mendorong Laura!" Erik tak terima. Sambil menahan saki

“Kenapa kamu sangat egois Pak Erik! Bukankah selama ini kamu baik-baik saja tanpa Aurora!” Laura kesal dengan Erik yang tetap bersikeras mempertahankan pertunangan mereka. Mendengar itu Erik merasa sakit, andaikan Laura tahu perjuangannya melupakan sosok Aurora. Dia hampir gila bahkan sampai ingin bunuh diri. “Kamu pikir aku baik-baik saja Laura." Erik menatap Laura dengan nanar dia berharap wanita itu mengerti dengan perasaannya. "Mendengar mobil keluargamu masuk jurang rasanya aku ingin menyusulmu, kedua orang tuaku mengurungku berhari-hari, bahkan mereka membawa psikolog untuk menyembuhkanku." Erik menangis di hadapan Laura. Mendengar isak tangis Erik, Laura tak tega. Segitu dalamkah cinta Erik? "Jangan menangis Pak Erik saya tidak pantas ditangisi." Pinta Laura. Pria itu memeluk Laura dengan erat, Laura mencoba melepas pelukan Erik namun pria itu meminta agar Laura membiarkannya. "Ijinkan Kak Erik memelukmu Aurora." Tiba-tiba kepala Laura merasa sakit,