“Tidak boleh Paman." Sahut Laura. David mengangguk, memang aturan tetaplah aturan, dia tidak bisa membuat aturan sendiri dan menghalalkan segala cara. "Yakin saja padaku." Laura mengecup pria itu, ternyata nggak wanita saja yang takut ditinggal, pria juga sama. "Apa perlu kita melakukannya disini biar kamu nggak sedih lagi." Bisik Laura. Wajah yang tadi sedih kini bersinar, dasar pria ditawari yang enak-enak pasti segala kesedihan melayang. Di dalam mobil mereka menggila, menyebabkan mobil mereka yang terparkir di tepi jalan bergoyang hebat. Untung berada di jalan yang cukup sepi coba kalau tidak pasti sudah ditegur pengguna jalan. "Sudah nggak sedih kan sekarang?" Laura tersenyum menatap David yang masih terengah-engah. "Sudah dapat vitamin mana mungkin bersedih, Erik tidak mungkin bisa memisahkan kita." Kini David optimis, Laura adalah miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Malam itu Erik datang ke rumah orang tua Laura, dia membawa kue serta hadiah untuk tunan
Last Updated : 2025-10-07 Read more