Celyna membeku. Dia sama sekali tidak tahu, kalau Kaizen sudah kembali ke Jakarta. Celyna mendadak cemas, takut nenek curiga dan berpikir lain. Di tengah kebuntuan untuk menjawab, suara Caelan terdengar.“Nenek, Kaizen masih di Bali. Kemarin sore, hanya sekretarisnya yang kembali. Kaizen sore ini baru kembali ke Jakarta.”Celyan tercekat, tidak menyangka kalau Caelan akan merangkai sebuah cerita. Celyna menatap Caelan, begitu juga dengan Caelan yang kini menatap Celyna.“Oh … jadi, begitu.” Caelan duduk di sebelah nenek. Caelan mengangguk. “Kalau Kaizen kembali, Celyna pasti tahu. Dia kan istrinya.”Kenapa, kata-kata terakhirnya membuat Celyna terasa tersudut. Seolah Caelan sedang mengejeknya. Celyna hanya tersenyum, lalu pengurus rumah membawakan kue lapis legit untuk nenek.Nenek menatap kue itu tersenyum. “Kamu paling tahu, apa yang ingin aku makan. Nak, setelah makan siang, Nenek ingin berbicara berdua denganmu.”“Baik, Nek. Sebelum itu, Nenek makan dulu kuenya.”Nenek tersenyum
Last Updated : 2025-09-20 Read more