Setelah hidangan tersaji, Cia akhirnya kembali.Namun, wajahnya tampak muram, seolah ada sesuatu yang terjadi."Ada apa?"Nayla melihat Cia murung, lalu bertanya dengan perhatian.Cia tanpa semangat menusuk-nusuk nasi ayam merah dengan garpu, wajah muram dan kepalanya tertunduk lesu."Ada masalah di rumah."Dia menatap Nayla, tampak ingin bicara namun ragu.Nayla mengangkat alis, "Masalah uang?"Cia mengiakan, "Ayah penjudi, ibu lembek, adik laki-laki masih SMA… ""Semua beban ekonomi keluarga jatuh ke aku sendiri. Bayaran syutingku nggak seberapa, dan semuanya sudah kuberikan buat mereka.""Jangan tertawakan aku… beberapa hari lalu aku baru kasih mereka 60 juta, dan barusan mereka telepon minta 300 juta lagi. Aku dapat dari mana uang sebanyak itu?"Makin bicara, dia makin merasa teraniaya hingga hampir menangis.Nayla menepuk bahunya, "Makan dulu, pasti ada jalan penyelesaiannya."Cia berusaha tegar dan kembali makan, namun tidak sanggup, baru beberapa suap dia sudah meletakkan alat m
Ler mais