Mobil Fahmi melaju cepat membelah jalanan yang mulai ramai. Di kursi belakang, Kekey masih terlelap. Suasana di dalam mobil hening, tegang, meskipun Fahmi baru saja mendapatkan kabar baik dari Rina.Fahmi tersenyum tipis saat membaca pesan itu lagi. Ancaman Fendi sudah netral, dan kini ia tahu Rina sudah kembali ke Jakarta dan setelah itu Ervan tidak bersamanya.Namun, saat ia mengunci layar ponselnya, ia merasakan tatapan tajam dari samping. Aqila."Pesan dari siapa?" tanya Aqila, suaranya datar, tanpa emosi, tetapi terasa menusuk.Fahmi menghela napas, menoleh sekilas ke arah istrinya. Ia berusaha mempertahankan nada santai dan dingin."Bukan urusanmu," jawab Fahmi."Bukan urusanku?" Aqila tertawa kecil, tawa yang sinis. "Jelas itu urusanku, Fahmi. Kamu senyum-senyum sendiri, dan selama kita di Cianjur, kamu selalu mencari kesempatan untuk menyendiri dengan ponselmu. Sejak kapan urusanmu bukan urusanku?""Sejak kita sepakat untuk menjaga jarak dan fokus pada Kekey, Aqila," balas Fah
Last Updated : 2025-12-14 Read more