Rina tercekat mendengar nama itu keluar dari bibir suaminya sendiri. “Claudia …?” ulangnya lirih, suaranya serak, hampir patah. “Siapa dia sebenarnya?” Ervan menarik napas panjang, mencoba meredakan nada panik dalam dirinya. Ia melangkah selangkah mendekat, mencoba menampilkan ketenangan yang dipaksakan. “Dia cuma teman kerja, Rin,” jawabnya dengan nada berat, seolah sedang berusaha sabar. “Claudia itu perawat di rumah sakit. Kamu jangan salah paham. Foto itu cuma kebetulan. Aku makan siang sama dia di restoran dekat rumah sakit. Itu aja. Sumpah, nggak ada apa-apa.” Rina menatapnya tak berkedip, wajahnya masam, sorot matanya dingin. Senyum sinis tersungging di bibirnya. “Hanya makan siang?” sindirnya getir. “Kamu kira aku sebodoh itu, Van? Kalau cuma makan siang, kenapa fotonya penuh senyum manis, kenapa tanganmu bisa semesra itu?” Ervan terdiam, lalu kembali menghela napas seolah menahan diri. “Kamu terlalu besar-besarkan, Rin. Semua orang juga bisa salah tafsir dari sebuah
Last Updated : 2025-09-22 Read more