Laporan yang ditunggu akhirnya tiba di meja kerja Tuan Kingston—lengkap, terstruktur, dan menyebutkan nama yang akhir-akhir ini menghantui kepalanya: Bastian.“Mahasiswa penerima beasiswa,” ujar asistennya pelan, membacakan hasil penyelidikan. “Cerdas, nilai akademiknya selalu tinggi, perilaku baik, tidak pernah terlibat masalah. Namun… berasal dari keluarga sederhana. Info dari anak-anak kampus, Ibu seorang pekerja biasa, ayah tidak disebutkan dalam berkas. Kondisi ekonomi… terbatas.”Kata terakhir itu seketika membuat dahi Tuan Kingston mengernyit tajam.“Terbatas?” ulangnya, nada suaranya menegang.Asisten menelan ludah. “I–iya, Sir. Bisa dibilang… miskin.”Dalam sekejap, suasana ruangan berubah tegang. Rahang Tuan Kingston mengeras, tangannya mengepal di atas meja. Ia bukan pria kasar, tapi demi putrinya ia bisa berubah menjadi seseorang yang sulit diredam.“Miskin…” gumamnya dengan suara rendah namun penuh tekanan. “Bagaimana mungkin Laura, putri saya satu-satunya, dekat dengan p
Last Updated : 2025-12-10 Read more