Semua Bab Terperangkap Hasrat Anak Tiriku: Bab 81 - Bab 90

“Kamu kenapa? Dari tadi bengong saja,” seru Axel.Sera mendongak, menatap pria tampan di depannya. Mereka sudah duduk di ruang makan dan tengah menikmati makan pagi.Entah mengapa Sera masih kepikiran kejadian beberapa saat lalu. Apalagi saat melihat asisten rumah tangga yang sama sedang melayaninya.“Eng … gak papa.”Sera menggeleng dengan kikuk. Perhatiannya kini tertuju ke menu pagi ini. Ada roti, sosis dan telur setengah matang. Semua terlihat menggoda. Bahkan Sera melihat Axel makan dengan lahap.“Kalau kamu tidak suka menunya, minta ganti saja.”Kembali Axel bersuara dan membuat Sera tergesa menggeleng.“Enggak. Aku suka, kok. Aku suka sarapannya.”Axel manggut-manggut, mengulum senyum sambil menatap Sera dengan menggoda. Sera buru-buru menunduk. Ia tidak mau ulah Axel terlihat oleh asisten rumah tangga di sini. Sebisa mungkin ia harus menutupi ulahnya semalam dengan Axel.Selang beberapa saat mereka sudah di dalam mobil perjalanan menuju kantor.“Apa gara-gara semalam, sehingga

“Nona Beatrice?” ulang Sera.Tuan Jhon mengangguk. “Iya, namanya Beatrice Mckenzie.”Seketika Sera terperangah kaget bahkan spontan menutup mulutnya. Tentu saja melihat reaksi Sera, Tuan Jhon dan Axel terkejut.“Ada apa?” tanya Axel penasaran.Sera terdiam, menghela napas sambil menatap Tuan Jhon dengan intens.“Tuan … nama yang Anda sebutkan tadi adalah nama ibu saya.”Serta merta Tuan Jhon terkejut mendengarnya. Hal yang sama juga diperlihatkan Axel. Setahu Axel, Sera berasal dari kota lain. Keluarganya juga bukan keluarga bangsawan apalagi ternama. Mengapa Tuan Jhon mengenal ibunya?“Jadi Anda putrinya Beatrice?” pungkas Tuan Jhon.Pria itu masih penasaran dan langsung disambut anggukkan kepala Sera.“Iya. Saya putrinya, Tuan.”“Ya Tuhan … pantas saja kamu mirip dengannya.”Tuan Jhon berkata dengan mata yang

Axel tertawa sambil menggelengkan kepala.“Tentu saja menemani saat makan pagi seperti ini. Memangnya Papa pikir aku menemani apa? Menemani tidur?”Sontak mata Sera membola begitu mendengar ucapan Axel. Axel melihatnya sekilas dan mengabaikan ulah Sera. Sedangkan Regan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Iya. Maaf, belakangan ini Papa banyak pikiran jadi tidak fokus.”Axel mengulum senyum sambil menatap Regan dengan tajam. Kalau boleh jujur, ia sangat kesal dengan pria di depannya ini. Sampai saat ini Axel belum bisa menemukan alasan ayahnya melakukan KDRT ke Sera.Kalau dia tidak suka, kenapa tidak menyudahi pernikahannya?“Oh ya, Xel. Hari ini apa bisa Sera libur?” Tiba-tiba Regan bersuara. Sera terkejut mendengarnya dan langsung menoleh ke Regan.“Maaf, Regan. Kerjaanku banyak hari ini. Aku tidak bisa libur.”Regan terlihat kecewa. Padahal dia ingin menghabiskan waktu seharian ini dengan Sera. Anggap saja sebagai penebusan kesalahan seperti biasanya.Axel mengulum senyum s

Sera tertegun menatap layar di depannya yang sudah ditarik turun. Selanjutnya beberapa pemain tampak berdiri di atas panggung saling berpegangan tangan sembari membungkukkan badan memberi salam.Sera segera bangkit dari duduknya dan memberi tepuk tangan paling meriah. Wajahnya berseri dengan senyum terkembang menghias wajah ayunya.Hampir tiga jam ia menikmati pertunjukkan teater dan Sera sangat puas. Regan yang berada di sampingnya hanya tersenyum sambil menatap Sera.“Kamu suka, Sayang?” tanya pria paruh baya itu.Sera tersenyum sambil mengangguk. “Iya. Aku suka sekali. Terima kasih, Regan.”Lagi-lagi Regan tersenyum bangga. Tidak sia-sia ia merogoh kocek sedikit mahal untuk menonton pertunjukan bergengsi ini.“Regan, tunggu sebentar!! Aku mau berfoto dengan pemainnya.”Sera langsung berlari pergi menghampiri salah satu pemain teater tersebut. Regan hanya menggelengkan kepala melihat ulahnya. Bias

Perlahan Sera membuka mata. Ia merasakan kehangatan merasuk tubuhnya. Semalam, Sera sangat kacau dan tidak mengingat apa yang terjadi padanya.Dengan gemulai Sera memutar tubuhnya dan langsung terkejut saat melihat Axel sedang terlelap di sampingnya. Pria muda itu terpulas sambil memeluknya erat. Pantas saja ia merasa hangat dan nyaman sepanjang malam.Sera mengulum senyum sambil mengulurkan tangan menyentuh bibir Axel. Tak disangka pria tampan itu langsung membuka mata. Sebuah senyuman terukir dengan jelas di sana.“Kamu sudah bangun?” suara serak Axel nan seksi langsung menyapa Sera.Sera tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Jam berapa kamu pulang semalam?”Axel tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu. Aku tidak lihat jam.”Axel tampak mengedarkan pandangannya dan ia tidak melihat tanda-tanda Regan di sana.“Apa Papa pergi lagi?”Sera mengangguk. Axel la