“Kamu tahu, aku sering memikirkan apa yang akan terjadi kalau waktu dulu kita…”“Jangan,” potong Senian cepat, menunduk sedikit. Dia tersenyum lagi, senyum yang manis tapi penuh luka. “Itu sudah lama berlalu, Xieran.”Tatapan mereka bertemu. Xieran menghela napas, tapi tidak mundur. “Mungkin memang sudah lewat, tapi aku tidak bisa berpura-pura tidak pernah ada apa-apa di antara kita.”Senian membalas tatapan itu lama. Dalam dirinya, dua hal bertabrakan kenangan dan kenyataan.Lalu, dengan suara yang lembut tapi tegas, dia berkata, “Kamu benar. Dulu, ada sesuatu. Tapi sekarang… kita berdua sudah punya jalan masing-masing.”Xieran tidak menjawab.Dia hanya menatapnya dalam diam, matanya seperti mencari sesuatu di balik wajah tenang itu. “Jadi begitu, ya?” suaranya akhirnya keluar, hampir berbisik.“Kamu memilih untuk menyebut semuanya takdir?”Senian mengangguk pelan, masih tersenyum. “Bukan memilih, Xieran. Tapi menerimanya. Karena kalau kita menolak takdir… kita hanya akan saling melu
Last Updated : 2025-10-19 Read more