Malam itu, tanpa sepengetahuan Nathan, Senian memutuskan pergi ke rumah keluarga Muller. Dia ingin berbicara langsung dengan Xieran, mengakhiri salah paham yang semakin dalam.Di ruang kerja, Xieran sedang duduk menatap layar laptopnya berita, rumor, komentar, semuanya menumpuk. Ketika pintu diketuk, ia menoleh cepat.“Senian?” suaranya terdengar serak, tak percaya.Senian melangkah masuk, wajahnya tegas tapi matanya lembut.“Kita perlu bicara, Xieran.”“Tentang rumor itu?”“Tentang semua hal,” jawab Senian pelan. “Tentangmu, tentang Nathan, tentang Yuilan… dan tentang siapa sebenarnya yang memulai semua ini.”Xieran menatapnya lama. Ada rindu, marah, dan rasa bersalah yang bercampur dalam satu pandangan.“Kamu tidak tahu apa yang kamu hadapi, Senian,” katanya lirih. “Yuilan bukan orang yang bisa kamu perangi dengan kebaikan.”“Mungkin tidak,” jawab Senian. “Tapi seseorang harus memulainya. Sebelum semua ini menghancurkan kita semua.”***Disisi lain, Nathan berjalan cepat menuju ruan
Last Updated : 2025-10-26 Read more