Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir のすべてのチャプター: チャプター 31 - チャプター 40

"Aku tidak mendengus, Tuan," balas Laras dengan sopan dan acuh tak acuh."Jelas sekali kamu mendengus. Sudah tidak hormat pada bos-mu lagi?" Goda pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Laras sambil bersandar di kursi istirahat di luar sebuah toko.Winda sedang berbelanja di dalam toko sementara Laras dan Ardhan menunggu di luar sambil duduk."Kamu salah dengar, Tuan Wikrama. Aku tidak mendengus," balas Laras mengusap punggung Chloe yang didudukkan di atas pangkuannya.Cuaca siang itu cukup sejuk karena hujan semalaman, jadi Chloe tidak akan kepanasan di awa jalan-jalan siang hari.Sekarang bayi kecil itu duduk menghisap jarinya, menatap papanya dengan senyum ompong yang lucu."Aku masih punya telinga Laras. Aku tahu kamu mendengus padaku. Kamu kesal padaku?"Laras terdiam sesaat dan menghela napas pendek."Baiklah, aku memang mendengus padamu, Tuan Ardhan.”"Ardhan saja. Panggil aku seperti itu saat hanya ada kita berdua." Ardhan mengedipkan mata padanya.Laras hanya menatapnya t

"Ya," balas Laras tidak nyaman karena tatapan pria itu cukup lama menatap ke arah dadanya.Gino menatapnya cukup lama. "Dari tadi kamu sikapmu sangat dingin. Apa aku pernah membuatmu kamu kesal?""Tidak," balas Laras mengubah suaranya menjadi sopan.Gino hanya tersenyum."Omong-omong aku sudah dengar kalau Dani mengajak teman-temannya tadi malam untuk membawa kamu hotel."Laras langsung menoleh menatapnya, tatapannya menjadi dingin.Merasakan kemarahan Laras, Gino melambaikan tangan dengan senyum menenangkan."Jangan salah paham. Aku tidak terlibat dengan apa yang dilakukan Dani. Aku hanya mendengar ceritanya pagi ini karena Dani tertangkap razia narkoba di kamar hotel. Dia mengeluh bahwa dia gagal membawa kamu ke hotel. Aku senang kamu tidak apa-apa. Dani memang jahat dan bejat. Tidak ada teman-teman kami yang mau membantu dia, termasuk Winda juga.""Oh, begitu ya ....." Laras mengalihkan pandangannya sambil menghela napas. Gino menatapnya, mencondongkan kepalanya lebih dekat sambil

Dengan lembut dia mendorong istrinya menjauh."Tidak hari ini, Winda. Aku tidak mood," ujarnya meraih piyama dari dalam lemari dan menjauh dari Winda.Winda menatap punggungnya tak percaya dan mendengus kesal." kita sudah berjanji akan membuat adik buat Chloe di liburan ini. aku sudah beli lingerie seksi ini dan kamu hanya mengabaikan aku. Apa karena aku sudah melahirkan dan tubuhku sudah tidak kencang dan cantik, kamu tidak tertarik padaku lagi?"Itu hanya anggapan kamu sendiri. Aku udah cukup punya Chloe dan tidak mau menambah anak. Aku benar-benar tidak mood hari ini.""Tidak mood lah, capek lah, tidak bisa ini dan itu. Semuanya kamu jadikan alasan." Winda menunjukkan kemarahannya menatap suaminya yang berbaring di tempat tidur sambil menutup matanya dengan lengan."Sejak kita menikah kamu tidak pernah menyentuh aku, Ardhan. Kamu tidak pernah seperti ini sejak kita pacaran. Mengapa begitu menikah kamu tidak tertarik lagi pada tubuhku?"Ardhan terdiam matanya terbuka menatap langit-

Ini yang membuatnya datang ke kamar Ardhan dan Winda untuk memberitahu bahwa Chloe demam. Tapi melihat apa yang dia lihat di kamar itu ... Laras merasakan bahwa dia hanya akan mengganggu dan membuat Winda dan Ardhan marah."Ahh ... Anghh ... Sayang, lebih keras ... Hmmmh ...."Samar-samar suara desahan dari kamar Ardhan dan Winda terdengar karena pintu yang tidak ditutup.Laras memejamkan mata menatap dengan putus asa pada lampu ruang tamu.Dia harus segera membawa Chloe ke rumah sakit sebelum demamnya menjadi parah.Namun majikannya sibuk. Suara desahan dari kamar itu sampai terdengar ke ruang tamu. Mereka tidak ada niat untuk menutup pintu.Jika dia menyela mereka ... Apakah Ardhan akan sangat marah padanya? Apa Ardhan menuduhnya cemburu dan menggunakan Chloe untuk menghancurkan kesenangan mereka?Melihat Chloe yang belum menangis, dan tidur meski tubuhnya demam, Laras memutuskan untuk menunggu selama satu jam sambil memantau suhu tubuh Chloe yang masih di bawah 38°C.Jika dalam satu

Keesokan harinya, demam Chloe sudah membaik. Ardhan dan Winda kembali ke villa pukul sepuluh pagi. Namun Ardhan meminta mengakhiri liburan mereka dan pulang lebih awal. Meski tidak senang, Winda hanya bisa mengikuti keinginan Ardhan, namun memelototi Laras dengan marah dan bersikap sinis.Laras merasakan sikap Ardhan sangat dingin dan acuh tak acuh padanya sepanjang pagi itu.Namun Ardhan tetap mengizinkan Laras mengurus dan menyusui Chloe yang masih sedikit demam. Dia merasa sakit di dadanya melihat wajah pucat anak itu masih lesu dan sakit. Belum satu hari sejak dia dirawat, namun Ardhan tak bisa menunggu dan harus kembali ke Jakarta agar bisa memindahkan Chloe di rumah sakit yang lebih baik.Laras sedang menyusui Chloe di ruang tamu ketika Ardhan keluar dari kamarnya sambil mendorong dua koper. Winda duduk santai sambil memeriksa ponsel di sofa, menunggu sopir yang akan menjemput mereka. Pandangan Ardhan sesaat tertuju pada Laras yang sedang menyusui anaknya, lalu mengalihkan p