บททั้งหมดของ Gairah Terlarang Sepupuku: บทที่ 11 - บทที่ 20

Ponsel di dalam genggaman Sky hampir saja jatuh kalau tidak dipegang lebih kuat. Foto Jagad dan perempuan yang saat ini dilihatnya terasa menusuk matanya. Seakan-akan gambar itu hidup, menertawakannya, menamparnya, dan berkata bahwa selama ini ia hanya sedang bermimpi.Perempuan di dalam foto memang cantik. Tapi tidak lebih cantik dari Sky. Yang benar-benar membuat darahnya berdesir adalah cara perempuan itu dengan percaya diri mencondongkan kepala ke arah Jagad, seolah-olah Jagad sudah menjadi miliknya.Sky menatap layar cukup lama. Jemarinya sempat ingin mengetik sesuatu di grup, tapi urung. Ia menegakkan kepala, menarik napas panjang. Lalu menutup aplikasi setelah membaca berbagai komentar dari anggota keluarganya yang mendukung Jagad dengan perempuan itu.Setelah tiba di rumah, Sky langsung turun dari mobil. Ia tidak perlu repot-repot mengucapkan terima kasih pada Leo. Sedangkan Lyra terlihat mengobrol dengan lelaki itu. Entah apa yang mereka bicarakan. Sky tidak peduli.Sky langs

Jagad tidak ingin mempertegang suasana. Rahangnya masih keras, tapi tanpa menambahkan sepatah kata pun, ia berbalik dan melangkah meninggalkan ruang tamu. Nina dan Arini saling pandang dengan canggung. Wajah Arini memerah, matanya berkaca-kaca. Sementara Nina berusaha menjaga wibawanya, meski jelas terlihat kesal atas penolakan Jagad yang begitu gamblang."Maaf ya, Nin, anakku memang keras kepala." Elma mencoba menutup suasana tegang tersebut. "Nanti aku coba bicara lagi sama dia."Nina tersenyum kaku, lalu menepuk tangan Elma pelan. "Nggak apa-apa, El. Mungkin memang belum waktunya." Ia berdiri, merangkul Arini yang masih menunduk malu. "Kami pamit dulu."Elma mengantar keduanya sampai ke pintu dengan senyum yang dipaksakan. Begitu mobil mereka menjauh, senyumnya lenyap, berganti dengan wajah murka yang sulit ditutupi.Ia langsung menutup pintu, memandang ke arah tangga dengan napas memburu. Tanpa menunggu, langkahnya menghentak menaiki tangga, lalu membuka pintu kamar Jagad tanpa m

Sky mengembuskan napas sedikit keras yang membuat Asha mendongak dari ponselnya."Kenapa?" tanyanya.Sky menunjukkan layar handphonenya yang berisi chat dari Jagad pada Asha.[Ada yang bergerak nggak? Pengen versi live.]Asha mendengkus sambil menepuk jidat. “Ya ampun, Mas Jagad emang nggak pernah kenyang.”Tapi Sky justru terkekeh. “Biasalah, Sha.""Perasaan video lo udah banyak sama dia.""Dia minta yang baru.""Ya udah, terserah lo kalo emang percaya sama si Mas J itu.""Maksud lo gue nggak percaya gimana?"“Gue cuma mau bilang selama ini lo tuh terlalu percaya sama Mas Jagad. Lo pikir dia bakal selamanya kayak sekarang? Selamanya cinta sama lo? Selamanya jagain rahasia lo?”Sky tertawa mendengarnya. "Ya iyalah gue percaya sama Mas Jagad. Kami berdua saling sayang udah dari dulu."“Sky, maaf ya. Bukan maksud gue doain yang jelek. Tapi misalkan suatu hari lo dan dia putus, ada risiko yang harus lo hadapi. Semua orang bisa berubah kalo sakit hati. Lo nggak pernah tahu kalo suatu hari

Sky spontan memukul lengan Jagad pelan. “Mas ini ya selalu aja mintanya aneh-aneh,” ucapnya dengan pipi bersemu."Kamu yang bikin aku minta yang aneh-aneh," balas Jagad."Lho, kok aku yang disalahin?"Jagad melirik sekilas, matanya penuh godaan. “Iya, soalnya kamu kebangetan bikin aku nggak bisa mikir lurus.”Sky mendengkus, pura-pura kesal. “Alah, alasan aja. Padahal emang Mas yang otaknya nggak jauh-jauh dari sana.”Jagad terkekeh rendah, lalu meraih tangan Sky dan mengecupnya cepat sebelum kembali fokus ke jalan. “Kalau soal kamu, aku emang nggak pernah bisa waras, Sky.”Sky menahan senyum."Mau ya?" Permintaan Jagad ini bukanlah untuk pertama kalinya. Sky cukup sering tidak mengenakan celana dalam. Contohnya adalah saat mereka dinner romantis di restoran, atau pergi berbelanja berdua. Semuanya Sky lakukan demi memanjakan lelaki itu.Tapi datang tanpa menggunakan celana dalam ke rumah nenek mereka?Rasanya Sky belum cukup berani. Apalagi di sana banyak tantenya, sepupunya dan sau

Jagad sudah menunggu di ruang tamu. Wajahnya tampak tenang, tapi matanya segera menelusuri setiap detail tubuh Sky begitu gadis itu muncul.Tatapan itu membuat Sky sedikit kikuk meski berusaha menutupi dengan senyum.“Mas, kita telat nggak?” tanyanya sambil memperbaiki lilitan stola di leher.Jagad tidak langsung menjawab. Ia berdiri, menghampiri Sky, lalu menyingkirkan kain stola yang menutupi bahu kekasihnya itu. "Too perfect to be hidden,” bisiknya di telinga Sky.Sky menahan napas, merasakan kehangatan suara Jagad yang menelusup ke dalam dadanya. “Mas, ini buat jaga image di depan Oma."Jagad tersenyum tipis, lalu meraih dagu Sky, mengangkat wajah gadis itu agar menatapnya. “You look dangerous tonight.”Tatapannya dalam, seolah menelanjangi Sky hanya dengan mata.Sky berdeham, berusaha tetap tenang. “Dangerous in a good way, right?”“Dangerous in every way,” jawab Jagad singkat, tapi nadanya penuh arti.Sky merasa pipinya memanas. Ia buru-buru menggandeng lengan Jagad, menyeretnya