Nadanya lirih tapi menusuk, seperti racun manis meluncur di udara panas kamar. Tubuhnya gemetar di bawah himpitan Dirian, paha menegang melingkari pinggang pria itu, tangan masih mencengkeram keras punggungnya seolah menantang dan menyerah di waktu bersamaan.Ucapan itu membakar dada Dirian lebih dalam—tak ada ruang bagi keraguan atau ampun. Dengan brutal, Dirian membenamkan tubuh Selene lebih dalam ke ranjang, seolah ingin menghancurkan sisa perlawanan perempuan itu hingga tak bersisa. Bibirnya kembali melumat bibir Selene dengan nafsu penuh amarah; gigi dan lidah berpadu antara ciuman, gigitan, dan dengusan liar yang terdengar seperti desis hewan buas.Tangannya menjalar liar dari leher ke dada Selene, meremas keras hingga tubuh Selene terangkat. Suara napas keduanya bercampur, panas dan berat, aroma tubuh mereka memenuhi udara—pinus, peony, keringat, dan sisa cairan memekat di antara sprei kusut.Selene mengerang, matanya setengah terbuka sambil men
最終更新日 : 2025-11-02 続きを読む