Musik dansa bergema lembut di aula megah istana kekaisaran. Dirian dan Selene tak henti disapa oleh para bangsawan, dari jenderal perang hingga putri keluarga agung. Senyum Selene tenang, langkahnya anggun di samping Dirian yang malam itu tampak sangat berwibawa dalam jubah resmi kebesarannya. Namun di sisi lain ruangan, di tengah kerumunan wanita bergaun indah, Viviene berdiri dengan wajah tegang. Sejak awal pesta dimulai, ia telah mengirim beberapa surat kecil lewat pelayan, memohon agar Dirian menemuinya di balkon barat. Namun, setiap surat itu tiba di tangan sang duke, Dirian hanya melirik sekilas lalu meremasnya hingga hancur sebelum membuangnya ke meja terdekat — bahkan tanpa ekspresi. Sementara itu, seolah ingin memastikan semua orang tahu siapa yang berada di sisinya, Dirian terus menggandeng Selene ke setiap sudut aula, memperkenalkannya, menemaninya bicara dengan para bangsawan, bahkan sesekali menatap siapapun yang ter
Last Updated : 2025-11-03 Read more