Deg.Dirian membuka mata, tangannya refleks menegang saat merasakan ada yang berbeda pada perut Selene. Dahi Dirian mengernyit, firasatnya langsung disergap kegelisahan tak beralasan. Ia terlalu peka—setiap perubahan sekecil apa pun dari Selene selalu mengusiknya, seolah dunianya harus tetap pada poros yang sama dan stabil. Tapi kali ini, ada sesuatu yang mengguncangkan.Selene bergerak pelan, merasa pelukan Dirian mulai longgar. Ia berbalik, wajahnya lelah tapi damai, semalam mereka hanya tidur dan tidak melakukan apapun. Dirian memandang Selene dalam diam, tiba-tiba menyadari aroma mawar dari tubuh istrinya begitu menenangkan, seolah menutupi segala bekas luka dan perang batin di balik kulit putih itu.Tanpa sadar, Dirian menunduk, mengecup bibir Selene lembut. Mata biru Selene terbuka, menatap Dirian dengan sisa kantuk dan bekas air mata yang mengering di sudut matanya.“Ini masih pagi,” gumam Selene, membalikkan badan, enggan digangg
Last Updated : 2025-10-23 Read more