All Chapters of Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir: Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

Bab 71. Gosip Tentang Ibu

71. Gosip Tentang IbuSuara hujan turun pelan di luar jendela, menetes di kaca besar ruang keluarga. Lila duduk di sofa dengan ponsel di tangan, wajahnya muram sejak pagi. Sisa ketegangan dari hari-hari sebelumnya belum juga hilang, dan malam ini, hatinya kembali diliputi cemas.Telepon dari kampung baru saja masuk, dari Tika, sahabat lamanya yang masih tinggal di desa tempat Bu Desi, ibunya, menetap."Lila, kamu lagi di kota?" suara Tika terdengar pelan, tapi nada khawatirnya jelas, ketika membuka obrolan melalui sambungan telepon itu."Iya, Tik. Ada apa?" Lila menegakkan duduknya, nada suaranya refleks berubah serius. Firasatnya makin buruk.Hening sesaat. Lalu Tika menghela napas berat. "Aku nggak tahu harus bilang dari mana. Tapi ... di sini lagi ramai banget, Lil. Orang-orang ngomongin Ibu kamu."Lila mematung. "Ngomongin Ibu? Maksudmu gimana sih, Tik?""Katanya... Bu Desi itu, ya Allah, maaf ya aku ngomong begini, katanya dulu pernah merebut suami orang."Jantung Lila berdetak c

Last Updated : 2025-10-19

Bab 72. Dewi?

Bab 72. Dewi?"Beri jalan terang untuk semua konflik ini ya Allah," ucap Lila mengakhiri doanya setelah salat subuh.Pesan dari ibunya tadi malam, masih terus terngiang-ngiang di kepala, seperti gema yang tak mau berhenti. Wanita itu pun kemudian duduk di sofa yang ada di kamar. Masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas. Bayu masuk ke kamar membawa dua gelas teh hangat. Ia meletakkannya di meja depan Lila, lalu ikut duduk di samping istrinya. Pandangannya tertuju pada wajah Lila yang murung. "Masih kepikiran ucapan Ibu, ya?" suara Bayu lembut, tapi nadanya mengandung kekhawatiran, menebak apa yang dipikirkan istrinya.Lila mengangguk pelan. "Iya … entah kenapa aku ngerasa, ada yang disembunyiin. Nada suaranya tadi aneh, Mas. Bukan kayak Ibu biasanya."Bayu menaik napas panjang. Ia menggeser tubuhnya sedikit mendekat, lalu menggenggam tangan Lila. "Kalau memang ada yang ditutupi, kita cari tahu bareng. Kamu nggak sendiri."Lila memejamkan mata sejenak. Kehangatan genggaman Bayu seol

Last Updated : 2025-10-19

Bab 73. Pagi yang Penuh Tawa

Bab 73. Pagi yang Penuh Tawa"Takut itu wajar. Tapi jangan pernah ragukan aku." Bayu mengecup kening Lila pelan. "Kita cari tahu bareng. Kita bongkar kebenaran, apa pun itu."Lila kemudian mengangguk. Hatinya masih penuh tanda tanya, tapi ada sedikit rasa tenang karena Bayu berada di sampingnya. Ia merapat ke pelukan suaminya, mencoba menyerap hangat tubuh Bayu."Terima kasih ya, Mas," gumam Lila lirih."Untuk apa?" tanya Bayu lembut."Untuk selalu jadi tempat aku bersandar."Bayu tersenyum kecil dan mengecup kening istrinya. "Udah, sekarang waktunya aktifitas. Jagoan-jagoan kita sudah waktunya bangun. Jangan murung terus ya."Lila mengurai pelukan itu, benar, hari sudah beranjak pagi, dan waktunya Rafi dan Raka sekolah. Keduanya pun mulai beraktivitas pagi, sejenak melupakan semua konflik yang masih bergulat di hati."Ma … Pa … Lihat! Aku yang duluan pakai baju sekolah!" teriak Raka dari ruang tengah sambil berlari-lari kecil.Belum juga mereka keluar kamar, para bocil sudah menyusul

Last Updated : 2025-10-20

Bab 74. Arga Lagi

Bab 74. Arga LagiBayu masih tersenyum sendiri mengingat suara Raka dan Rafi yang kompak minta adik cewek tadi pagi. Suasana hatinya agak ringan, meski jauh di dalam, pikirannya masih diselimuti banyak tanya soal gosip lama dan Mila.Suara ketukan pintu membuat lamunannya buyar.Tok tok"Masuk!" seru Bayu dari balik meja kerja.Pintu terbuka, dan Bimo melangkah masuk dengan ekspresi serius. Kemeja yang biasa rapi kini sedikit kusut. Bayu langsung tahu, ini bukan sekadar kunjungan biasa.Kedatangan Bimo memang sudah ditunggu sejak tadi oleh Bayu, banyak hal yang ingin dia selesaikan dalam waktu dekat ini, agar tak semakin berlarut-larut. "Akhir-akhir ini … teror itu bukan lagi ke Lila." Bayu mulai menampakan wajah seriusnya.Alis Bimo langsung bertaut. "Maksudmu?""Targetnya berubah. Sekarang Bu Desi, ibunya Lila."Bimo sontak tegak di kursi. "Ibunya istri kamu?"Bayu mengangguk dan kemudian menceritakan tentang perbincangannya dengan Lila sejak kemarin malam.Suasana kantor mendada

Last Updated : 2025-10-20

Bab 75. Jejak Di Rumah Lama

Bab 75. Jejak di Rumah LamaPagi itu suasana rumah masih lengang. Bayu duduk di kursi ruang makan sambil menatap cangkir kopi yang sudah dingin. Wajahnya penuh beban, pikirannya masih tertinggal di tempat dia interogasi kemarin, di mana Arga bicara setengah mengancam, setengah ketakutan.Lila melangkah pelan dari arah dapur, rambutnya diikat sederhana, matanya sedikit sembab. Ia sudah ingin mengajak Bayu membicarakan sesuatu sejak tadi, tapi raut wajah suaminya benar-benar tak bersahabat pagi ini."Mas," panggil Lila pelan.Bayu menoleh, berusaha tersenyum meski matanya jelas menyimpan letih. "Hmm?""Aku kepikiran … kita harus ke rumah Ibu," katanya hati-hati. "Kalau benar semua gosip itu ada hubungannya sama Mila, atau masa lalu keluarga, Ibu mungkin tahu sesuatu. Kita nggak bisa cuma nunggu."Bayu terdiam beberapa detik. Ia menunduk, mengelus sisi cangkir. "Aku tahu, Lil. Tapi aku belum selesai sama Arga. Orang itu jelas tahu lebih banyak dari yang dia omongin kemarin."Lila menghel

Last Updated : 2025-10-20

Bab 76. Rama

Bab 76. Rama"Kalau Arga memang serius mau ngomong, kita nggak bisa buang waktu lagi, Yu." Suara Bimo terdengar pelan tapi tegas dari kursi penumpang.Bayu menatap lurus ke arah depan mobil. Tangan kirinya menahan kemudi erat, sementara tangan kanan mengetuk pelan setir, tanda pikirannya kalut."Aku tahu," gumam Bayu. "Tapi kita juga nggak bisa percaya seratus persen sama omongannya. Orang kayak Arga, mulutnya licin. Selalu ada harga yang harus dibayar di balik setiap katanya.""Makanya kita tekan dia," balas Bimo cepat. "Kalau perlu, aku yang mulai duluan. Dia nggak punya banyak pilihan. Kalau dia mau hidup tenang, dia harus buka semua."Bayu menarik napas panjang. Mobilnya berhenti di depan bangunan tua di pinggiran kota, tempat di mana mereka sudah dua kali bertemu dengan Arga. Tempat itu sengaja dipilih Arga sendiri, katanya ‘lebih aman’."Udah siap?" tanya Bimo sambil melepas sabuk pengamannya.Bayu mengangguk. "Kita tuntaskan hari ini juga."Mereka melangkah masuk ke dalam bangu

Last Updated : 2025-10-21

Bab 77. Album Foto Usang

77. Album Foto Usang"Kenapa Ibu nggak pernah cerita soal ini?" suaranya parau sendiri.Lila masih tak habis pikir, kenapa dia tak menemukan barang ini saat membersihkan rumah dulu? Apa memang Allah yang menginginkan semua diketahui secara bertahap?"Sepertinya masih ada yang lain lagi," gumam Lila. Dia kembali mengecek ruang kecil itu.Ternyata benar, dibawah amplop tadi, ada sebuah buku album foto besar. Dari sampulnya saja, dapat terlihat jika buku album itu usianya sudah lebih dari sepuluh tahun"Buku siapa ini? Nggak mungkin punya Mila deh," ucap Lila lirih sambil meneliti buku dia begitu penasaran kali ini. "Semoga ada banyak hal yang bisa kutemukan hari ini."Dibalik sampul buku itu, ada sebuah tulisan, pemilik album ini ternyata adalah almarhumah Bude Dewi, ibunda Mila.'ALBUM FOTO INI ADALAH MILIK DEWI MASITOH'Dibeberapa halaman awal, menunjukkan foto-foto Bude sendirian dengan berbagai pose, mulai dari muda hingga remaja. Berikutnya, ada foto kecil Bude dengan kakek Lila d

Last Updated : 2025-10-21

Bab 78. Rencana Kita

Bab 78. Rencana KitaMalam mulai datang, angin luar bertiup pelan melalui sela jendela yang sedikit terbuka. Di ruang tamu, lampu gantung menyala lembut, memantulkan cahaya hangat. Bayu baru saja pulang dari pertemuan dengan Bimo, jaketnya masih melekat di tubuh, napasnya pun masih berat."Lila?" Bayu menghampiri istrinya yang berdiri di depan pintu. Alisnya langsung mengernyit saat melihat Lila menggenggam sesuatu dengan ekspresi kaget campur bingung. "Kamu kenapa? Mukamu pucat gitu.""Aku… Mas, aku nemuin ini di kamar bekas Mila," Lila mengangkat album foto usang itu dengan kedua tangannya. "Di bawah tempat tidur, ternyata disana ada sebuah ruang kecil yang ditutupi papan kayu. Entah bagaimana Mila membuatnya dulu."Bayu melepas jaketnya, langsung duduk di sofa dan memberi isyarat agar Lila ikut duduk. "Album foto? Punya siapa?""Punya Bude Dewi," jawab Lila cepat. Tangannya bergetar sedikit saat membuka sampul album. “Ini bukan sekadar album biasa, Mas. Ini kayak catatan diary gitu

Last Updated : 2025-10-21

Bab 79. Sebuah Ambisi

Bab 79. Sebuah AmbisiLangit pagi masih sedikit mendung ketika Bayu menutup pintu mobilnya dengan keras. Napasnya panjang dan berat, tapi matanya tajam. Ia menggenggam flashdisk kecil di dalam saku jasnya, bukti ucapan Arga yang akan ia tunjukkan hari ini."Kali ini, nggak ada main-main lagi," gumam Bayu lirih sebelum melangkah masuk ke dalam gedung kantor.Gedung milik Rama tidak terlalu tinggi, tapi megah. Dinding kaca besar memantulkan cahaya langit, membuat suasana terasa dingin dan tegang. Bayu menaiki lift dengan tangan terkepal, pikirannya penuh pada wajah Lila, anak-anaknya, dan semua teror yang mereka alami.Saat lift terbuka, suara ketukan sepatu kulitnya menggema di koridor. Pintu ruang direktur terbuka setengah, memperlihatkan Rama yang tengah duduk di kursi kerjanya sambil menatap laptop."Bayu?" Rama mendongak, ekspresinya sedikit terkejut. "Wah, tumben kamu datang pagi-pagi gini ke kantorku. Ada proyek baru?"Bayu berdiri di depan meja kerja Rama tanpa basa-basi. "Kita

Last Updated : 2025-10-21

Bab 80. Eyang Kangen Kalian

80. Eyang Kangen Kalian"Mas, jadi hari ini kita beneran mau nitipin anak-anak ke rumah Papa Mama?" tanya Lila pelan sambil merapikan tas kecil Raka dan Rafi. Tangannya cekatan melipat baju ganti, sementara dari ruang tengah terdengar suara tawa anak-anak mereka.Bayu yang baru keluar dari kamar mandi mengangguk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. "Iya. Lagipula, kalau kita mau ke rumah Ibu, anak-anak nggak boleh ikut. Aku nggak mau mereka dengar atau lihat sesuatu yang bikin mereka takut nantinya.""Benar juga." Lila menarik napas panjang. Semalam, mereka berdua sepakat untuk menemui Bu Desi dan membicarakan soal diary milik mendiang Bu Dewi. Hatinya campur aduk: cemas, tapi juga penasaran dengan kebenaran di balik tulisan dalam diary itu.Dari ruang tengah, terdengar suara Raka memanggil, "Ma! Pa! Liatin Rafi! Dia mau bawa semua mobil-mobilannya ke rumah Eyang!""Rafi…" Lila melangkah ke ruang tengah dan nyaris tak bisa menahan senyum. Anak bungsunya duduk di lantai d

Last Updated : 2025-10-22

...

6 7 8 9 10

...

SCAN CODE TO READ ON APP